Idul Adha

Mengenal Tradisi Roah di Desa Rembitan Lombok Tengah saat Lebaran Idul Adha

Roah bagi masyarakat Desa Rembitan sudah dilakukan secara turun-temurun dan memiliki makna yang dalam.

Penulis: Sinto | Editor: Wahyu Widiyantoro
TRIBUNLOMBOK.COM/SINTO
Hidangan tradisi roah di Desa Rembitan, Kecamatan Pujut, Lombok Tengah. 

Ajakan itu biasa disebut sebagai 'Mesilaq'. Orang yang bertugas seperti ini biasanya dilakukan oleh tuan rumah.

"Tapi sebelum roah itu akan ada satu orang yang keliling kampung untuk Mesilaq (mengajak) untuk roah. Mengajak warga yang lain bahwa nanti akan ada roah di tempat A atau tempat B," imbuhnya.

Ia mengatakan, petugas Mesilaq ini juga tak boleh dilakukan oleh orang sembarangan.

Mereka harus mampu berkomunikasi dengan bertutur kata dengan bahasa Sasak halus.

"Itu untuk menunjukkan bahwa kita itu adalah orang Sasak yang memang harus mengedepankan sopan dan santun dalam berprilaku," katanya.

Zikir Dipimpin Tuan Guru atau Ustaz

Pria yang juga guru ngaji ini menjelaskan bahwa pada saat semua tamu undangan sudah berkumpul.

Roah biasanya dipimpin oleh pemuka agama yang biasa disebut sebagai Tuan Guru..

"Jadi tamu undangan yang lain itu tinggal mengikuti apa yang dibaca sama yang memimpin saja," ujarnya.

Bacaan-bacaan yang dibaca juga sudah sangat tersusun. Mulai dari pembacaan surat al-fatihah awal, disusul oleh pembacaan al-ikhlas 3 kali, al-falaq 1 kali, an-nas 1 kali, al-fatihah 1 kali dan al-baqarah ayat 1-7.

Pada doa mereka, disisipkan doa-doa selamat bagi yang punya hajatan dan meminta agar keluarga yang sudah meninggal dunia diberikan tempat yang lapang di akhirat.

"Setelah itu baru zikir kemudian doa dipimpin oleh Tuan Guru," bebernya.

Baca juga: Tradisi Roah Lebaran Topat di Lombok, Ajang Jalin Silaturahmi dan Panjatkan Doa

Begibung

Begibung ini bukan tradisi yang hanya bersifat seremonial saja, akan tetapi mengandung banyak makna filosofi didalamnya.

Pertama, sebagai perwujudan kesetaraan dan keadilan. Yakni menunjukkan bahwa tidak adanya perbedaan si kaya dan si miskin, si yang berpendidikan tinggi dan rendah.

Halaman
123
Sumber: Tribun Lombok
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved