Lebaran 2022

Tradisi Roah Lebaran Topat di Lombok, Ajang Jalin Silaturahmi dan Panjatkan Doa

Roah lebaran topat secara rutin dilakukan setiap tahun sepekan setelah hari raya Idul Fitri

Penulis: Patayatul Wahidah | Editor: Wahyu Widiyantoro
TRIBUNLOMBOK.COM/PATAYATUL WAHIDAH
Kegiatan roah lebaran topat di Kelurahan Karang Baru, Kecamatan Selaparang, Kota Mataram, Senin (9/5/2022). 

Laporan Wartawan TribunLombok.com, Patayatul Wahidah

TRIBUNLOMBOK.COM, MATARAM - sejumlah daerah di Lombok mengadakan roah atau doa dan dzikir bersama untuk merayakan lebaran topat yang jatuh pada Senin, 9 Mei 2022 ini.

Seperti yang dilakukan di Kelurahan Karang Baru, Kecamatan Selaparang, Kota Mataram dan di Desa Kayangan, Kecamatan Batu Layar, Kabupaten Lombok Barat.

Menurut Remaja Masjid Desa Kayangan Fatahul Aziz, kegiatan roah lebaran topat ini dilakukan untuk meminta keberkahan dan saran berdoa bersama agar bisa dipertemukan kembali dengan Ramadhan di tahun depan.

Baca juga: Lebaran Ketupat, Kapolda NTB Patroli Sambil Touring Pakai Moge Polisi dari Mataram Sampai Sembalun

“Sebagai ajang silaturahmi juga sama seluruh warga dengan makan bersama,” kata Fatahul, Senin (9/5/2022).

Roah lebaran topat secara rutin dilakukan setiap tahun sepekan setelah hari raya Idul Fitri.

Diartikan pula oleh warga Lombok sebagai lebaran bagi mereka yang menjalankan ibadah puasa Syawal.

Adapun roah lebaran topat akan dimulai tepat pukul 07.00 WITA yang dilakukan di masjid.

Setiap warga masing-masing membawa satu dulang atau nampan berisikan sajian ketupat beserta dengan lauk pendukung seperti opor, pelalah ayam, pelecing, dan urap.

Setiap daerah memiliki keunikan tersendiri dalam penyelenggaraan roah lebaran topat ini.

Di Desa Karang Baru, warga yang datang untuk mengikuti roah wajib membawa dulang sendiri untuk bisa dinikmati setelah doa dan dzikir.

Sementara di Desa Kayangan, warga bisa datang tanpa membawa dulang.

Baca juga: Viral Mempelai Wanita di Bima Resepsi Sendirian di Pelaminan, Kondisi Pengantin Pria Jadi Sorotan

“Warga kumpulkan dulang ke masjid, nanti di bagiin ke orang-orang yang roah,” ujarnya.

Setelah dzikir dan doa dilakukan lantas warga akan mengkonsumsi dulang yang telah dibawa ke masjid.

“Nah di sini tempat ajang silaturahminya dengan makan sama-sama,” pungkasnya.

(*)

Sumber: Tribun Lombok
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved