Ibadah Haji

Apa Saja Rukun Haji? Simak Penjelasannya Lengkap dengan Larangan dan Sunah Dalam Keadaan Ihram

Rukun haji adalah, Ihram (niat), wukuf di Arafah, tawaf Ifadah, Sa’i, Cukur (Tahallul) dan Tertib

Dok. Kementerian Haji Arab Saudi
Jemaah haji melakukan tawaf mengelilingi Kabah di Masjidil Haram. Rukun haji adalah, Ihram (niat), wukuf di Arafah, tawaf Ifadah, Sa’i, Cukur (Tahallul) dan Tertib. 

TRIBUNLOMBOK.COM - Apa saja rukun menjalankan ibadah haji?

Rukun haji adalah rangkaian amalan yang harus dilakukan dalam ibadah haji.

Amalan ini tidak dapat diganti dengan amalan lain, walaupun dengan dam sehingga apabila ditinggalkan maka ibadah hajinya tidak sah.

Buku Manasik Haji yang diterbitkan Kementerian Agama menjelaskan bahwa rukun haji adalah, Ihram (niat), wukuf di Arafah, tawaf Ifadah, Sa’i, Cukur (Tahallul) dan Tertib.

Anggota Media Center Kementerian Agama Widi Dwinanda Selasa (11/6/2024) mengatakan untuk menunaikan ibadah haji pun harus memenuhi persyaratan.

Baca juga: Seluruh Jemaah Haji Indonesia Telah Tiba di Tanah Suci, 213.275 Orang yang Terbagi Dalam 553 Kloter

Antara lain Islam, telah Baligh (dewasa), Aqil (berakal sehat), Merdeka (bukan hamba sahaya), dan Istita’ah (mampu).

Istita’ah, jelas dia, seseorang mampu melaksanakan ibadah haji ditinjau dari segi jasmani, rohani, ekonomi, keamanan.

Secara jasmani, jemaah harus sehat, kuat, dan sanggup secara fisik melaksanakan ibadah haji.

Dari segi rohani, jemaah mengetahui dan memahami manasik haji, lalu berakal sehat dan memiliki kesiapan mental untuk melaksanakan ibadah haji dengan perjalanan yang jauh.

“Secara ekonomi, jemaah haji mampu membayar biaya perjalanan ibadah haji (Bipih) yang ditentukan oleh pemerintah dan berasal dari usaha/ harta yang halal,” jelasnya.

Baca juga: Bagasi Jemaah Haji Indonesia Maksimal 32 Kilogram, Dilarang Bawa Air Zam-zam Dalam Koper

Biaya haji yang dibayarkan bukan berasal dari satu-satunya sumber kehidupan yang apabila sumber kehidupan itu dijual terjadi kemudaratan bagi diri dan keluarganya, dan memiliki biaya hidup bagi keluarga yang ditinggalkan.

Sementara dari segi keamanan, terang Widi, yaitu aman dalam perjalanan dan pelaksanaan ibadah haji.

Aman bagi keluarga dan harta benda serta tugas dan tanggung jawab yang ditinggalkan, dan tidak terhalang, misalnya mendapat kesempatan atau izin perjalanan haji termasuk mendapatkan kuota tahun berjalan, atau tidak mengalami pencekalan.

“Dan wajib haji adalah rangkaian amalan yang harus dikerjakan dalam ibadah haji yang bila salah satu amalan itu tidak dikerjakan ibadah haji seseorang tetap sah, tapi dia harus membayar dam,” tuturnya.

Wajib haji tersebut yaitu Ihram, yakni niat berhaji dari miqat, mabit di Muzdalifah, mabit di Mina, melontar jumrah Ula, Wusta dan Aqabah, dan tawaf Wada (bagi yang akan meninggalkan Makkah).

Halaman
12
Sumber: Tribun Lombok
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved