Mi6 Gandeng Jurnalis di Sumbawa untuk Memetakan Isu Strategis Pilkada 2024
Kontestasi Pilgub NTB 2024 merupakan salah satu wadah atau corong bagi masyarakat untuk menyuarakan harapannya
TRIBUNLOMBOK.COM - Lembaga Kajian Sosial dan Politik Mi6 memotret isu kekinian untuk Pilgub NTB 2024 di Sumbawa pada Sabtu (1/6/2024).
Kegiatan dilakukan dalam bentuk Focus Group Discussion (FGD) yang diikuti jurnalis dari berbagai media.
Direktur Mi6 Bambang Mei Finarwanto mengucapkan Pilkada 2024 merupakan momen yang strategis bagi masyarakat menunjukkan aspirasinya.
Pulau Sumbawa, kata Didu secara sosio-kultural dihuni oleh dua etnis atau suku besar yakni Suku Samawa dan Suku Mbojo.
Kekhasan kultural ini menurutnya tentu juga akan memunculkan cita rasa yang berbeda terhadap persoalan yang hinggap di tubuh masyarakat.
Baca juga: RESMI! PDIP Usung Duet Sahril-Sudirman di Pilkada Sumbawa 2024
Mi6 berpandangan bahwa kontestasi Pilgub NTB 2024 merupakan salah satu wadah atau corong bagi masyarakat untuk menyuarakan harapannya.
"Saya mau meminta persepsi mereka agar para calon secara umum atau kontestan punya concern untuk memberikan tawaran kepada masyarakat nanti untuk dielaborasikan dalam janji dan visi-misi untuk menarik simpati rakyat," tegasnya.
Mantan Eksekutif Daerah (ED) Walhi NTB itu mengungkap alasan menggandeng media.
Menurutnya, media merupakan salah satu eksponen yang paham dan punya akses lebih dalam untuk memotret persoalan kedaerahan.
"Kenapa kami menggandeng media? Karena kami menganggap media ini mengetahui betul problem strategis yang ada di masyarakat. Mereka punya akses informasi yang lebih luas," ungkap Didu.
Didu berpesan, dalam kontestasi demokrasi yang sebentar lagi akan dihelat, media mesti tetap memberi kontrol sosial, kritis dan tentunya independen.
Baca juga: Lalu Gita Bantah Perintahkan Pemasangan Baliho Berlogo Pemprov NTB Bernada Kampanye
Media harus berdiri di tengah, tidak boleh berpihak dan partisan.
Dalam FGD-nya, para jurnalis memberikan perspektifnya terhadap beberapa masalah urgen.
Ketua PWI Sumbawa Zainuddin dalam paparannya mengungkap sejumlah persoalan dalam rangka menyongsong Pilgub NTB 2024.
Salah satu yang diamatinya, adalah adanya persoalan yang dirinya sebut sebagai "ego kesukuan".
Menurutnya, persoalan-persoalan privat seperti kesukuan seharusnya tidak lagi menjadi salah satu diskursus yang diperbincangkan.
"Ada yang ingin mengembalikan image bahwa gubernur harus orang Lombok. Itu yang muncul di sini (Sumbawa). Di samping persoalan lain, itu yang paling terasa.
Di sini ada bahasa bela baris, kondisi itu yang ada sekarang," ungkapnya.
Jurnalis Sumbawanews.com Fian memberi cermatan pada persoalan lain yakni pertanian khususnya harga pembelian jagung di masa panen yang tidak terkendali.
Menurutnya, daripada jagung dari Sumbawa dijual ke luar daerah, ia berharap agar pabrik pakan dibuat di Sumbawa.
"Sektor pertanian, ini dilematis. Perlu ada pengendalian harga, pemerintah mesti hadir menjadi hakim yang adil dalam mengatur arus produksi jagung hingga jual beli," paparnya.
Jurnalis Bidikkameranews Jimmi Setiawan mengurai sejumlah problem seputar jaringan telekomunikasi yang masih belum sepenuhnya sampai ke pelosok-pelosok desa, infrastruktur jalan, pengembangan Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM).
Kesejahteraan media, pertambangan dan event-event internasional yang memang belum memberikan dampak berganda yang nyata bagi masyarakat NTB, khususnya Pulau Sumbawa.
(*)
| Sosok Fadillah Ahmad Nur, Pemuda Asal Sumbawa Raih Penghargaan di Ajang Muda30 Awards |
|
|---|
| Lirik Lagu Sumbawa Pamuji by Eenk Dea Pati - Tu Telas Arap Pamendi |
|
|---|
| Kontes dan Pameran Bonsai Nasional Perdana Meriahkan Harlah ke-22 KSB |
|
|---|
| Tiga Polisi Terluka Berat saat Amankan Eksekusi Lahan di Sumbawa |
|
|---|
| Eksekusi Lahan di Sumbawa, Warga Bentrok dengan Aparat |
|
|---|
:quality(30):format(webp):focal(0.5x0.5:0.5x0.5)/lombok/foto/bank/originals/fgd-mi6-sumbawa.jpg)
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.