Ibadah Haji

Jemaah Haji Indonesia Dapat 111 Kali Jatah Makan Selama di Tanah Suci, Menu Khas Nusantara

Adapun menu makanan jemaah bumbu yang digunakan berasal dari produk Indonesia

kemenag.go.id
Kepala Daerah Kerja (Daker) Madinah, Ali Machzumi melakukan sidak ke dua lokasi katering jemaah haji Indonesia di Madinah, Selasa (21/5/2024). 

TRIBUNLOMBOK.COM - Jemaah haji mendapat asupan makanan sebanyak 3 kali sehari selama di tanah suci.

Anggota Media Center Kementerian Agama Widi Dwinanda mengatakan, ada 57 dapur di Makkah dan 21 dapur di Madinah yang menyediakan katering bagi jemaah haji Indonesia

Secara keseluruhan, selama di Madinah jemaah mendapat makan 27 kali maksimal dan di Makkah sebanyak 84 kali.

“Selama berada di Armuzna, jemaah mendapatkan 15 kali makan ditambah satu snack berat untuk di Mudzalifah," kata Widi saat menyampaikan keterangan resmi Kemenag, di Jakarta, Rabu (22/05/2024).

Adapun menu makanan jemaah bumbu yang digunakan berasal dari produk Indonesia.

Baca juga: Kisah Ajaib Jemaah Haji Asal Lombok Ziarah ke Makam Rasulullah

Tahun ini sudah lebih 70 ton bumbu yang didatangkan dari Indonesia, total kebutuhan lebih dari 200 ton.

“Untuk pemenuhan kebutuhan bumbu tersebut, pemerintah melibatkan UMKM,” terangnya.

Ia menjelaskan, setidaknya ada delapan jenis bumbu yang didatangkan dari indonesia, yaitu rendang, gulai, nasi kuning, nasi uduk, semur, sambel goreng, bumbu merah, dan bumbu dasar kuning.

“Selain itu, juru masaknya juga berasal dari Indonesia,” katanya.

Menurutnya, menu makanan yang diberikan kepada jemaah bervariasi setiap harinya dengan menu cita rasa nusantara.

Baca juga: Cerita Abu Bakar Jemaah Haji Tertua NTB, Bahagia Bertamu ke Rumah Allah di Usia 101 Tahun

PPIH Arab Saudi memastikan bahwa menu untuk jemaah haji telah mempertimbangkan aspek kecukupan nutrisi seperti karbohidrat, protein, beragam vitamin, dan lainnya yang dibutuhkan jemaah haji di Tanah Suci.

menu makanan juga sudah disesuaikan dengan selera lidah orang Indonesia.

Misalnya saja saat makan pagi ada menu nasi kuning, telur, sayur dan buah. Khusus untuk lansia, menu akan disesuaikan dengan kebutuhan, seperti bubur tim atau makanan yang tidak keras.

“Untuk menjaga kehangatan masakan hingga sampai ke jemaah, makanan tersebut dimasukkan ke food warmer, lalu didistribusikan ke hotel-hotel jemaah menginap sebelum waktu makan tiba,” ucapnya.

Kepada jemaah, kata Widi, PPIH terus mengimbau agar segera mengkonsumsi makanan yang telah dibagikan sebelum batas waktu yang tertera dalam box makanan.

Jangan mengkonsumsi makanan melewati batas waktu sebagaimana yang tertera dalam box makanan.

“Perhatikan keterangan batas layak mengkonsumsi, untuk makan pagi pukul 09.00 pagi, makan siang pukul 16.00, dan makan malam pukul 21.00 was yang tertera di kemasan makanan,” tandasnya.

(*)

Sumber: Tribun Lombok
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved