Presiden Jokowi ke NTB

Presiden Jokowi Dilema Soal Dampak Harga Jagung bagi Petani dan Peternak

Harga jagung ditingkat petani sering sekali tidak stabil dan cenderung menurun

Penulis: Robby Firmansyah | Editor: Wahyu Widiyantoro
Dok. Kementerian Pertanian
Presiden Joko Widodo melihat seorang petani menggiling jagung usai panen raya di Kabupaten Sumbawa, Kamis (2/5/2024). 

Laporan Wartawan TribunLombok.com, Robby Firmansyah

TRIBUNLOMBOK.COM, MATARAM - Presiden Joko Widodo (Jokowi) melanjutkan kunjungan kerja hari kedua di Nusa Tenggara Barat (NTB) dengan ikut panen raya jagung di Kawasan Samota Kabupaten Sumbawa, Kamis (2/5/2024).

Sebelumnya Jokowi bersama Menteri PUPR Mochammad Basuki Hadimuljono, Menteri Perdagangan Zulkifli Hasan dan Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman meresmikan Intruksi Presiden (Inpres) jalan daerah Lembar-Sekotong di Kabupaten Lombok Barat, dan Bendungan Tiu Suntuk di Kabupaten Sumbawa Barat.

Panen jagung tersebut sebagai upaya pemerintah menjaga kestabilan harga di tingkat petani.

Ia mengatakan harga jagung ditingkat petani sering sekali tidak stabil dan cenderung menurun saat panen seperti ini.

"Ini memang baru panen besar jagung, baik di Sumbawa, Dompu, waktu itu kita lihat di Gorontalo, semuanya panen, sehingga yang terjadi adalah harga turun karena over supply," kata Jokowi usai melakukan panen jagung, Kamis (2/5/2024).

Baca juga: Jokowi Panen Jagung di Sumbawa, Janji Stabilkan Harga dengan Penguatan Industri

harga jagung di Kabupaten Sumbawa berada pada kisaran di Rp 4.200 per kilogram.

Harga tersebut disampaikan petani kepada Jokowi pada saat dialog usai panen berlangsung.

“Harga yang sebelumnya Rp7.000, sekarang turun menjadi Rp4.200, kondisi ini baik untuk peternak, tapi kurang baik untuk petani, ini menjaga keseimbangan seperti ini tidak mudah," kata Mantan Gubernur DKI Jakarta itu.

Jokowi berharap ada langkah kolaboratif untuk menjaga kestabilan harga jagung khususnya di NTB, salah satunya dengan petani menggunakan bibit unggul.

Pada pertengahan April lalu harga jagung di NTB sempat anjlok hingga menyentuh angka Rp 3.800 per kilogram diduga pada saat itu tidak ada pengiriman keluar daerah akibat libur lebaran.

Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman mengatakan pada Mei dan April menjadi puncak panen raya jagung di sejumlah daerah.

Kondisi tersebut berpotensi membuat harga turun, bahkan anjlok di bawah harga acuan pembelian (HAP) jagung yang telah ditetapkan.

Baca juga: Harga Acuan Pembelian Komoditas Jagung: Kota Bima Terbitkan Aturan, Kabupaten Bima Gelar Rakor

Untuk itu, Amran meminta semua pihak untuk bisa mengantisipasi kemungkinan.

“Kami minta panen raya ini jangan disia-siakan. Petani kita sudah bekerja keras. Kami persilahkan para produsen pakan ternak untuk segera menyerap.

Halaman
12
Sumber: Tribun Lombok
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved