Berita Lombok Tengah

6 Fakta Upaya Pencarian Dokter Wisnu dengan Penyelaman: Ditemukan Palung, Drone Bawah Laut Mati

Pencarian selama Dokter Muda RSUD Praya Lombok Tengah Lalu Wisnu Aditiya dilakukan selama 11 hari

Penulis: Sinto | Editor: Wahyu Widiyantoro
ISTIMEWA
Kolase Dokter Wisnu (kiri) dan drone bawah laut Direktorat Polairud Polda NTB yang digunakan untuk pencarian di Perairan Gili Gansing, Lombok Tengah, Minggu (28/4/2024). 

2. Arus Besar Bawah Laut

Turmuzi membeberkan, arus atau gelombang bawah laut cukup deras di Gili Gansing dan sekitarnya.

Pihaknya tidak bisa memprediksi terjadinya kemungkinan-kemungkinan yang terjadi terhadap korban.

Hal ini karena kemungkinan-kemungkinan hilangnya Dokter Wisnu banyak sekali sehingga pihaknya tidak mau berspekulasi.

"Pengalaman kami di bawah laut itukan sama seperti di darat. Jadi ada gunung, palung, macam di laut itu. Jadi semua kemungkinan-kemungkinan itu bisa saja saudaraku," terang Turmuzi.

3. Palung Sungai Bawah Laut

Turmuzi menyebutkan, saat tim penyelam profesional dari Sekotong melakukan penyelaman, ditemukan adanya aliran sungai di bawah laut.

"Saat tim penyelam profesional dari Sekotong yang diminta oleh pihak keluarga, pada kedalaman 40 meter ditemukan aliran sungai di bawah laut," jelas AKP Turmuzi.

Baca juga: KRONOLOGI Dokter Muda RSUD Praya Lombok Tengah Tenggelam saat Mancing, Nasibnya Belum DIketahui

"Jadi ada palung di bawah laut. Waktu itu karena kedalamannya 40 meter jadi ada seperti arus sungai. Begitu maksudnya.

"Kemungkinan-kemungkinan itukan bisa aja. Namanya juga prediksi. Artinya bukan kita mendahului pihak yang kuasa. Jadi kemungkinan-kemungkinan itu bisa aja," sambung Turmuzi.

4. Alat Sempat Terganggu

Turmuzi menjelaskan, saat akan menurunkan semua drone bawah laut sempat terjadi hang atau tidak bisa dioperasikan.

Padahal sejatinya drone bawah laut yang dipakai adalah yang terbaru digunakan untuk mencari Dokter Wisnu.

"Jadi ceritanya kemarin drone itu hang semua alat-alat kami. Tidak bisa dioperasikan padahal yang terbaru dikeluarkan kemarin.

"Maksudnya kita awal-awal tidak masuk akal bisa rusak karena alat ini baru. Artinya setelah kedua kali baru bisa ditemukan," imbuh Turmuzi.

Halaman
123
Sumber: Tribun Lombok
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved