Berita Lombok Timur
Ijtima Ramadhan, Tradisi PBNW Sambut Malam Lailatul Qadar dan Jalan Sempurnakan Ibadah
engurus Besar Nahdlatul Wathan (PBNW) kembali menggelar Ijtima' Ramadhan yang merupakan acara rutin.
Penulis: Ahmad Wawan Sugandika | Editor: Endra Kurniawan
Laporan Wartawan TribunLombok.com, Ahmad Wawan Sugandika
TRIBUNLOMBOK.COM, LOMBOK TIMUR - Pengurus Besar Nahdlatul Wathan (PBNW) kembali menggelar Ijtima' Ramadhan yang merupakan acara rutin. Acara ini pertama kali dicetuskan oleh pendiri NW, Maulana Syaikh TGKH Muhammad Zainuddin Abdul Majid.
Ijtma’ Ramadhan adalah satu dari dua acara silaturahim pribadi resmi Maulana Syaikh TGKH Muhammad Zainuddin Abdul Madjid selain Silaturahim Pribadi sore Hari Lebaran Satu Syawal.
Istimewanya tahun 2024 ini, Ijtima' Ramadhan juga dirangkaikan dengan syukuran kemenangan Prabowo-Gibran pada Pemilu 2024.
Kegiatan yang dihadiri langsung anak kandung pendiri NW, Ummuna Hj. Sitti Raihanun Zainuddin diikuti ribuan jamaah NW, yang memadati Masjid Ma'had DQH NW Lombok Timur, Sabtu (6/4/2024).
Kepada TribunLombok.com, Ketua Panitia Ijtima' Ramadhan 1445 Hijriah, TGH. Ihsan Safar mengatakan, Lailatul Ijtima' bulan Ramadhan adalah acara sufistik seorang ulama sekaligus waliyullah dalam menyambut malam yang dijanjikan sebagai malam qadar yakni malam malam ganjil.
"Ijtima' Ramadhan menjadi agenda tahunan pendiri NW yang secara simbolik merupakan sambutan kepada rombongan malaikat dan para arwah shalihin, sepertti disebutkan dalam QS Al Qadar ayat ke-4," ucap TGH Ihsan.
Ijtima' Ramadhan ini juga menjadi ajang silaturrahim pribadi guru dengan murid dalam nuansa Ramadhan.
Ijtima' Ramadhan disebut sebagai awwaliat (inovasi, terobosan) baru pendiri NW yang tidak dilakukan para kiai di nusantara. Inovasi yang menjadi tradisi baik (sunnatan hasanatan).
Tradisi ini dipelihara dan dilaksanakan oleh penerusnya yakni putrinya Ummi Hj. Sitti Raihanun Zainuddin (PBNW 1998-2019) dan Maulana Syaikh TGKH. Lalu Gede Muhammad Zainuddin Atsani (PBNW 2019-2024).
"Kegiatan Ijtima' Ramadhan sesungguhnya adalah kegiatan memperkaya ibadah Ramadhan secara berjamaah dan tentu menyambut lailatul qadar," katanya.
Acara dilaksanakan pada sore jelang malam 25, 27, atau 29 Ramadhan (malam ganjil 10 terakhir) dan diyakini sebagai malam turunnya malaikat ke bumi.
Hal ini sejalan istiqra Imam Gazali. Ijtima' pertanda malam seribu bulan di 'asyr awakhir.
Acara diisi dengan pembacaan Hizib Nahdlatul Wathan dan pengajian akbar lalu berbuka bersama dan ditutup sholat magrib.
Baca juga: Nahdlatul Wathan Gelar Acara Khotmil Quran yang Diikuti 100 Ribu Santri di Seluruh Dunia
Santri dan jamaah secara pribadi beribadah di tempat masing-masing. Kegiatan ini di era Maulana II menjadi semarak karena diikuti oleh seluruh jamaah sedunia didukung jaringan online. Oleh Maulana II ijtima’ Ramadhan ditetapkan setiap tanggal 26 Ramadhan masuk malam ke-27.
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.