Berita Mataram

Warga Mataram Tetap Serbu Beras SPHP meski Harga Beras Mulai Turun di Pasaran

Puluhan warga Mataram rela mengantre untuk mendapatkan Beras Stabilisasi Pasokan dan Harga Pangan (SPHP) yang dijual oleh Bulog

Penulis: Robby Firmansyah | Editor: Endra Kurniawan
TRIBUNLOMBOK.COM/ROBBY FIRMANSYAH
Warga Mataram sedang menunggu antrean untuk mendapatkan beras SPHP di Pasar Murah. 

Laporan Wartawan TribunLombok.com, Robby Firmansyah

TRIBUNLOMBOK.MATARAM - Puluhan warga Mataram rela mengantre untuk mendapatkan Beras Stabilisasi Pasokan dan Harga Pangan (SPHP) yang dijual oleh Bulog dengan harga yang relatif lebih murah daripada harga di pengecer.

Rani merupakan salah satu warga yang rela mengantre untuk mendapatkan beras SPHP di Warung Pantasi Mentaram Pasar Kebon Roek Mataram, mengaku bersyukur dengan adanya penjualan beras murah tersebut.

Ibu rumah tangga ini menjelaskan, dia membeli beras di pengecer per kilogramnya dengan harga Rp17 ribu, sementara untuk beras SPHP didapat dengan harga Rp10,9 ribu.

Baca juga: Pemerintah Naikkan HET Beras Premium di Awal Ramadhan 2024, Segini Rinciannya

"Semenjak ada pasar murah ini bisa membantu ya, iya kalau bisa (di semua pasar)," kata Rani, Kamis (28/3/2024).

Rani mengaku pembelian beras SPHP tersebut dibatasi oleh Bulog, hal tersebut dilakukan untuk pemerataan penjualan beras tersebut.

Warga lainnya Mardiah juga merasa terbantu dengan adanya beras SPHP tersebut, pasalnya harga di pengecer masih tinggi. Meski dia harus menunggu dan berebut dengan warga lainnya untuk mendapatkan beras tersebut.

"Alhamdulillah merasa terbantu, soalnya di luar mahal," kata Mardiah.

Kabid Bahan Pokok dan Penting (Bapokting) Dinas Perdagangan Kota Mataram Sri Wahyunida mengatakan, saat ini harga beras mulai melandai meski sebelumnya sempat melambung.

Baca juga: Pemda Lombok Timur Diminta Kemendagri Stabilkan Harga Telur Ayam hingga Beras Selama Ramadhan

Selain beras, bahan pokok yang lain yang ikut turun adalah harga cabai rawit, cabai merah besar dan cabai keriting sempat diangka Rp60 ribu perkilogramnya, turun menjadi Rp30 ribu perkilogramnya.

"Telur juga mengalami kenaikan, perterainya Rp60 ribu perterai, kalau di pasar murah kita Rp50 ribu perterai. Penyebabnya produksi dan kebutuhan yang cukup tinggi," kata Nida.

Dinas Perdagangan terus berupaya menekan harga bahan pokok tersebut, apalagi menjelang hari raya Idulfitri.

(*)

Sumber: Tribun Lombok
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    Berita Populer

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved