Berita Mataram

BPOM Mataram Laporkan Ratusan Situs Online Shop Penjual Makanan dan Kosmetik Berbahaya ke Kominfo

Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) Mataram setiap bulan melaporkan ratusan website yang menjual alat kosmetik yang menggunakan bahan berbahaya.

Penulis: Robby Firmansyah | Editor: Endra Kurniawan
TRIBUNLOMBOK.COM/ROBBY FIRMANSYAH
Contoh barang kosmetik berbahaya hasil sitaan BPOM Mataram. 

Laporan Wartawan TribunLombok.com, Robby Firmansyah

TRIBUNLOMBOK.COM, MATARAM - Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) Mataram setiap bulan melaporkan ratusan website yang menjual alat kosmetik yang menggunakan bahan berbahaya ke Kementerian Komunikasi dan Informasi (Kominfo).

Kepala BPOM Mataram Yosef Dwi Irwan mengatakan pengawasan penjualan kosmetik melalui media online tidak bisa dihindari, sehingga pihaknya terus melakukan patroli cyber untuk menekan peredaran kosmetik berbahaya ditengah masyarakat.

Baca juga: Hasil Patroli di Platform Online, BPOM Temukan Produk Tanpa Izin Edar

"Kami setiap bulannya melaporkan rata-rata 50 sampai 100 link atau toko online ke Kominfo, karena mereka yang berwenang men-takedown website itu," kata Yosef, Kamis (22/3/2024).

Yosef mengatakan secara nasional BPOM melaporkan hampir ribuan situs online yang menjual kosmetik berbahaya, total kosmetik yang dilaporkan tersebut mencapai puluhan miliar.

Selain melaporkan ke Kominfo, BPOM Mataram juga mengimbau kepada masyarakat untuk bijak membeli produk makanan maupun kosmetik, melalui media online.

"Pastikan ada izin Badan POM, kecuali makanan yang tidak perlu izin edar yaitu makanan yang kurang dari tubuh hari, sementara kalau lebih dari tujuh hari harus memiliki izin Badan POM," kata Yosef.

Sementara selama Ramadhan, BPOM melakukan pengujian terhadap 230 sample makanan yang diduga mengandung bahan berbahaya, Yosef mengatakan hasil uji laboratorium makanan-makanan tersebut hasilnya negatif.

Baca juga: Pastikan Kosmetik Aman, BBPOM di Mataram Himbau Warga Gunakan BPOM Mobile

"Artinya kita tidak temukan kandungan bahan berbahaya," jelas Yosef.

BPOM menyebut makanan yang paling rentan menggunakan bahan berbahaya adalah kerupuk, ini menjadi permasalahan yang membutuhkan peran pemerintah dan masyarakat untuk mensosialisasikan risiko dari penggunaan borak dan formalin.

(*)

Sumber: Tribun Lombok
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved