Nelayan Libur Melaut Akibat Cuaca Buruk, Utang Semakin Menumpuk di Bank

"Coba lihat angin dan ombak ini. Daripada mati, lebih baik saya di rumah bersama keluarga saya," kata Sudirman, saat ditemui, Jumat (15/3/2024).

Penulis: Rozi Anwar | Editor: Sirtupillaili
TRIBUNLOMBOK.COM/ROZI ANWAR
Nelayan di Lingkungan Kampung Bugis, Kelurahan Bintaro, Ampenan membantu rekannya yang nekat melaut, Jumat (15/3/2024). 

"Belum uang minyak sampan, rokok dan makanan kita di laut," tuturnya.

Selama tidak melaut untuk menutupi kebutuhan sehari-hari ia berutang di tetangga. Jika nelayan yang bisa mengatur pendapatan dengan baik, mungkin mereka tidak akan meminjam uang.

Tapi faktanya rata-rata para nelayan di sana meminjam uang ke bank.

"Apa yanb bisa kita andalkan kalau tidak minjam di bank, dong tidak bisa kita melaut, uang yang saya pinjam kan jadi modal kami," jelasnya.

Untuk harga jual ikan rata-rata Rp 12 ribu per ikat. Hasilnya itu disimpan untuk setoran bank dan sebagian untuk keperluan rumah tangga.

Sardi, nelayan lainnya mengaku tidak mau mengambil risiko turun melaut dengan kondisi cuaca ekstrem saat ini. Meski ikan tangkapan nelayan melimpah, tetapi nyawa dinilai paling berharga.

"Saya lebih baik nikmati dan istirahat daripada kita mati, kita ngutang dulu di tetangga untuk sehari-hari ini. Endak apa-apa banyak ikan yang naik," cetusnya.

Mereka berdua berharap kondisi cuaca ini segera membaik agar bisa mencari nafkah lagi.

(*)

Sumber: Tribun Lombok
Halaman 2 dari 2
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved