Sukses Antar Kopi Kintamani Tembus Pasar Starbucks, Coop Coffee Jajaki Kopi Sembalun Lombok

Coop Coffee Indonesia mulai menjajaki potensi Kopi Sembalun, di Lombok Nusa Tenggara Barat (NTB).

Penulis: Robby Firmansyah | Editor: Endra Kurniawan
TRIBUNLOMBOK.COM/ROBBY FIRMANSYAH
CEO Coop Coffe Indonesia Reza Fabianus (berdiri) saat melakukan sosialisasi kepada petani kopi terkait syarat biji kopi bisa tembus pasar Starbucks, Jumat (26/1/2024). 

“Coop Coffee Indonesia menemui para petani Kopi Sembalun Lombok ini dalam rangka meningkatkan akses pasar. Sehingga produk kopi IG Sembalun Lombok, baik di pasar lokal maupun global. Melalui kerja sama kemitraan dengan PT Coop Coffee Indonesia sebagai off taker,” ujar Yuana.

Deputi Pembiayaan Purna Kementerian Koperasi dan UKM Periode 2019-2022 ini menjelaskan, dalam rangka efektifitas pelaksanaan kerja sama kemitraan kopi berbasis IG, perlu dukungan koordinasi dan sinergi dari seluruh stakeholder terkait , para petani kopi dan juga UMKM setempat. Selain itu, perbankan sebagai akses pembiayaan melalui Kredit Usaha Rakyat (KUR).

“Dukungan tersebut khususnya dalam hal pendidikan dan pelatihan serta pendampingan petani MPIG di bidang teknis budidaya kopi dan peningkatan kualitas produk kopi atau penanganan pasca panen. Sehingga dapat memenuhi standard kualitas produk kopi berbasis IG yang sesuai dengan permintaan pasar,” jelasnya.

Yuana mengaku, sejak tahun 2019 PT. Coop Coffe Kopi Indonesia sebagai UMKM telah melaksanakan ekspor kopi berbasis IG berupa biji kopi (coffee bean) dengan kualitas premium. Melalui masyarakat perlindungan indikasi geografis (MPIG) kemitraan dengan petani MPIG Kintamani Bali, MPIG Java Preanger Jawa Barat, MPIG Kerinci Jambi, MPIG Gayo Aceh, dan Jawa Timur. Produk kopi nusantara ini kemudian dibeli Perusahaan Starbucks melalui kantor pusat di Switzerland, Jepang, Belanda, dan Saudi Arabia.

“Selain pasar ekspor, PT Coop Coffe Indonesia juga melakukan trading kopi berbasis IG di pasar domestic. Dan melaksanakan pengembangan agro industri kopi melalui roasting kopi hingga produk akhir. Sehingga dapat meningkatkan nilai tambah,” pungkas Yuana.

Baca juga: Politisi PKS NTB Karman Sebut Kopi Sembalun Jadi Ikon Industrialisasi Berbasis Kearifan Lokal

Negara harus hadir

Kepala Bagian Humas Kementerian Koperasi UKM, Syahrul mengatakan, negara harus hadir menjawab kebutuhan masyarakat termasuk petani kopi. Dengan menggandeng Coop Coffee Indonesia, kita harapkan petani yang hadir bias menularkan ilmu tentang kopi dan teredukasi untuk menjawab kebutuhan pasar dunia.

“Kita perlu dengar keluhan masyarakat yang ada di daerah, seperti Lombok Utara ini kan banyak kopi. Kita bergandengan dengan PT Coop Coffee Indonesia, untuk pemasarannya. Acara diskusi, pengaduan aspirasi ini kita libatkan pihak perbankan untuk pembiayaan. Dan sangat penting untuk kelembagaan koperasi nya. Jadi kalau petani kekurangan modal, bisa melalui pinjaman KUR,” jelas putra Lombok ini.

Menurut Syahrul, selama ini kesulitan petani menjual hasil panen kopi nya. Oleh karena itu, ke depan petani Kopi Lombok fokus pada perawatan dan pasca-panen. Karena nantinya, hasil prosuksi kopi dijual melalui Lembaga koperasi petani kopi dan difasilitasi Coop Coffee Indonesia pemasaran nya.

“Selama ini petani punya kopi, tapi bingung menjualnya. Kami Kemenkop UKM memikirkan, bagaimana petani tidak berpikir jualnya ke mana. Jadi petani hanya memikirkan bertanam dan memetik kopi,” ujarnya.

Acara sosialisasi dan serap aspirasi dihadiri Kabang Humas Kemenkop UKM Syahrul, Kepala Dinas Koperasi UKM Kabupaten Lombok Utara H Haris, Nurdin Kabid Koperasi Arifin dan Perwakilan Bank BRI Unit Lombok Utara sebagai mitra akses pembiayaan KUR.

(*)

Sumber: Tribun Lombok
Halaman 2 dari 2
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved