Harapan yang Pupus
Aku mencoba meyakinkan dan memberanikan diri untuk mulai mencintai dia dengan sepenuh hati
Oleh: Nurshahifah Fithri
Kisah cintaku dimulai sejak kami masuk kelas 2 SMA. Pada saat itu aku dan dia sering bercanda satu sama lain. Pergi ke kantin pun selalu bersama.
Dia selalu ada di saat aku membutuhkannya, dia memperlakukan aku dengan baik, layaknya seorang putri raja yang ada pada Negeri Dongeng.
Aku sadar mungkin dia lah laki-laki yang selama ini aku idam-idamkan. Kami kebetulan sekelas dan pastinya sangat mudah untuk kami saling berkomunikasi.
Biasanya disaat jam kosong, Kami selalu duduk berdua sembari bercerita tentang hal-hal random.
Seiring berjalannya waktu kami memiliki persaaan satu sma lain. Akhirnya, dia memberanikan diri mengungkapkan perasaannya saat memasuki kelas 3 SMA.
"Sebenarnya aku dari kelas 2 SMA sudah menyukaimu," kata dia dari ujung sambungan telepon.
Aku pun termenung. Aku belum selesai dengan masa lalu. Di sisi lain aku juga sudah tertarik dengannya.
"Aku juga pernah menganggumi saat pertama kali melihatmu, pada saat sedang Matsama sekolah," jawabku jujur.
Yah, memang benar pada saat itu aku sedang punya pacar. Jadi aku cuma bisa menaruh rasa kagum.
Setelah itu dia juga mulai mengatakan hal-hal yang selama ini dia pendam.
"Aku dari dulu memang menyukaimu tetapi aku hanya tidak enak karena mantan pacarmu adalah temanku."
Jawabanku kemudian beralih untuk menjelaskan bahwa aku sudah bukan lagi milik siapa-siapa.
Rupanya hal itu yang membuatnya yakin untuk mengungkapkan perasaannya padaku.
"Sekarang aku tidak mau memendam perasaan ini. Jadi kamu mau nggak kalau kita pacaran?", tanya dia.
Mastera 2025: Ketika Penyair Muda Asia Tenggara Menyatukan Hati Lewat Kata |
![]() |
---|
Simak Keunikan Potensi Budaya KSB hingga Didorong Membangun Museum Daerah |
![]() |
---|
Pjs Bupati KSB Ingatkan Bahasa Sumbawa Jangan Hilang dari Tradisi Tutur |
![]() |
---|
Komunitas Akarpohon Gelar Majelis Buku Tipis, Delapan Penulis Bicara Proses Kreatif |
![]() |
---|
Puisi Nasya Almira: Tinggal di masa lalu, Puan dalam khianat |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.