Lalu Iqbal: Kemajuan Dunia Islam Ada di Tangan Pemuda

Negara maju, kata Iqbal, tidak menggantungkan hidup dari kekayaan alam saja, tetapi dari banyak sumber daya, kekuatan ekonominya beraneka ragam.

Editor: Sirtupillaili
Dok.Istimewa
Lalu Muhammad Iqbal (tengah) dan Ketua Yayasan Pendidikan Hamzanwadi NWDI HM Djamaluddin (baris depan; empat dari kanan) foto bersama usai acara diskusi di IAIH Hamzanwadi, Pancor, Lombok Timur, Sabtu (28/10/2023). 

TRIBUNLOMBOK.COM, LOMBOK TIMUR - Keberadaan anak muda di sebuah negara tidak dapat disepelekan. Kemajuan sebuah negara, khususnya negara Islam ada di pundak generasi mudanya.

Penekanan ini disampaikan Juru Bicara Kementerian Luar Negeri Indonesia Dr Lalu Muhamad Iqbal saat mengisi diskusi, di IAIH Hamzanwadi, Pancor, Lombok Timur, Sabtu (28/10/2023).

"Memperbaiki dunia Islam itu berada di tangan anak mudanya, termasuk di sana yaitu santri," katanya.

Diskusi tersebut mengangkat tema "Tren Pendidikan dan Politik Islam; Internasional Relations dan Isu Palestina."

Pria yang juga Staf Khusus Menteri Luar Negeri ini melanjutkan, dari data terbaru saat ini ada 46 negara yang tidak terbangun, setengahnya adalah negara Islam.

Baca juga: Duta Besar untuk Turki asal Lombok Lalu Muhammad Iqbal Diganti, Ini 12 Dubes Dilantik Jokowi

Konflik bersenjata yang terjadi di 23 negara, 17 diantaranya di negara Islam.

"Bicara mengenai kualitas pendidikan, dalam 10 besar tidak ada negara Islam. Sebaliknya ketika berbicara 10 negara dengan pendidikan terburuk, enam diantaranya dari negara Islam, " terangnya.

Dengan kondisi demografi saat ini, lanjut Lalu Iqbal, kehadiran mahasiswa dan santri mewarnai kemajuan Indonesia begitu penting.

Pemahaman negara Islam yang kaya dengan negara Islam yang maju harus diluruskan.

"Benar ada negara Islam kaya seperti Arab Saudi atau Qatar. Tapi sumbernya itu hanya dari alam, dalam hal ini minyak yang merupakan pemberian Allah, " terangnya.

"Kalau minyak bumi, itu biaya produksi 10 dollar, harga jual 15 dollar. Hanya untung 5 dollar, " sambungnya.

Lalu Muhammad Iqbal (dua dari kiri) berbicara dalam acara diskusi di IAIH Hamzanwadi, Pancor, Lombok Timur, Sabtu (28/10/2023).
Lalu Muhammad Iqbal (dua dari kiri) berbicara dalam acara diskusi di IAIH Hamzanwadi, Pancor, Lombok Timur, Sabtu (28/10/2023). (Dok.Istimewa)

Sementara negara maju, kata Iqbal, tak menggantungkan kekayaan hanya dari satu sumber daya, peningkatan ekonominya beraneka ragam. Sumbernya manufakturnya beragam.

"Seperti membuat drone, biaya plastik paling 10 ribu, biaya chips dan besi itu satu juta, biaya lain itu 50 ribu. Harga jualnya bisa puluhan sampai ratusan juta, ada nilai berkali lipat dari setiap produksi itulah negara maju," urainya.

Dalam diskusi itu Lalu Iqbal mendorong generasi muda memiliki harapan, melalui harapan ini anak muda memiliki tujuan hidup. Dengan begitu tak ada hal negatif dilakukan.

"Untuk sukses apapun, jalan terjal harus ditempuh. Seperti para santri yang mondok, jauh dari orang tua. Meski begitu ada harapan," ujarnya.

Halaman
12
Sumber: Tribun Lombok
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved