Prakiraan Cuaca

Wilayah Bima Kembali Dilanda Suhu Dingin Kiriman dari Benua Australia

Suhu dingin disebabkan karena saat ini aliran massa udara di wilayah Indonesia umumnya telah didominasi oleh angin timuran dari benua Australia.

|
Penulis: Atina | Editor: Dion DB Putra
SHUTTERSTOCK
Ilustrasi. Beberapa pekan terakhir sejak Juni 2023 lalu, suhu udara di wilayah Bima dan Dompu, Provinsi Nusa Tenggara Barat terasa lebih dingin dibandingkan biasanya. 

Laporan Wartawan TribunLombok.com, Atina

TRIBUNLOMBOK.COM, BIMA - Beberapa pekan terakhir sejak Juni 2023 lalu, suhu udara di wilayah Bima dan Dompu, Provinsi Nusa Tenggara Barat terasa lebih dingin dibandingkan biasanya.

Kepala BMKG Bima, Topan Primadi melalui Forcaster Tri Wahyu Khairul Wathani mengungkap, berdasarkan hasil observasi BMKG Bima, sejak tanggal 19 Juni 2023 suhu minimum yang tercatat berkisar 20 – 24 derajat celcius.

Baca juga: Suhu Dingin NTB Capai 16.6 Derajat Celcius, Wisatawan Temukan Gumpalan Es di Sembalun

Hal ini didukung oleh hasil analisa Dasarian II Juni 2023 yang menyatakan, sebagian besar wilayah Nusa Tenggara Barat atau NTB telah berada pada periode musim kemarau.

Suhu dingin yang dirasakan di wilayah Bima dan Dompu disebabkan karena saat ini aliran massa udara di wilayah Indonesia umumnya telah didominasi oleh angin timuran yang berasal dari benua Australia.

"Angin timuran ini bersifat kering dan dengan suhu relatif dingin," ujar Tri Wahyu.

Oleh sebab itu, Pulau Sumbawa, khususnya Bima dan Dompu yang secara geografis berada di bagian selatan Indonesia terkena dampak langsung.

Pergerakan angin timuran yang melewati Pulau Sumbawa serta sedikitnya tutupan awan yang menahan panas di malam hari menyebabkan wilayah yang dilaluinya terasa dingin menggigit.

"Khususnya pada malam hingga pagi hari," sebutnya.

Akan tetapi, meski telah memasuki bulan Juli, pertumbuhan awan nyatanya terpantau meningkat dan masih terjadi hujan dengan intensitas ringan-sedang di sebagian wilayah Bima dan Dompu.

Selain itu, hingga 5 Juli 2023 diprakirakan masih ada potensi terjadinya cuaca ekstrem.

Hal ini terjadi karena beberapa faktor, seperti adanya belokan dan perlambatan angin di sekitar wilayah NTB.

Kemudian dorongan massa udara dari wilayah selatan Indonesia, yang meningkatkan kelembaban udara sebanyak 60 hingga 90 persen, yang terkonsentrasi hingga lapisan 700 mb di sekitar Pulau Sumbawa.

Selain itu anomali suhu muka laut di wilayah perairan NTB dalam kondisi netral hingga hangat (+0.5 s/d +2.0°C).

Indeks labilitas di wilayah NTB khususnya Bima dan Dompu juga menunjukkan adanya kondisi udara labil.

Halaman
12
Sumber: Tribun Lombok
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved