Berita NTB

Geopark Rinjani Mempertahankan Status sebagai Geopark Dunia

Geopark Rinjani mendapatkan green card dari badan dunia untuk Pendidikan, Keilmuan dan Kebudayaan atau UNESCO.

|
Penulis: Jimmy Sucipto | Editor: Dion DB Putra
FOTO ISTIMEWA
Tim UNESCO mengecek kondisi Geopark Rinjani untuk menilai layak atau tidaknya menyandang status Geopark Dunia. 

Laporan Wartawan TribunLombok.com, Jimmy Sucipto

TRIBUNLOMBOK.COM, MATARAM - Geopark Rinjani mempertahankan status sebagai Global Geopark atau Geopark Dunia.

Geopark Rinjani mendapatkan green card dari badan dunia untuk Pendidikan, Keilmuan dan Kebudayaan atau UNESCO.

Baca juga: Harga Tiket Mendaki Gunung Rinjani, Murah Meriah Bisa Sampai Puncak 3.762 mdpl

UNESCO memutuskan hal itu setelah melewati dua sesi rapat evaluasi marathon pada akhir tahun lalu.

“Alhamdulillah kita bisa mempertahankan status sebagai Global Geopark dengan mendapatkan green card," kata General Manager Badan Pengelola Rinjani Lombok UNESCO Global Geopark, Farid Zaini, Kamis (22/6/2023).

Keberhasilan Geopark Rinjani mempertahankan status tergolong luar biasa karena revalidasi atas status tersebut dilakukan di tengah kondisi serba sulit.

Penilaian dilakukan pascagempa bumi berkekuatan 7.0 SR pada tahun 2018 dan pandemi covid-19 yang melanda sejak 2020.

Kondisi tersebut, kata Farid, sangat berpengaruh terhadap berbagai aspek penilaian yang direkomendasikan UNESCO, khususnya untuk menetapkan Rinjani sebagai Global Geopark.

“Semua bisa kita atasi berkat kerja sama dan dukungan dari semua stakeholder, baik dari pemerintah maupun partner kami selama mengelola," kata Farid Zaini.

Kendati dapat green card, UNESCO memberikan beberapa catatan sebagai rekomendasi kepada Geopark Rinjani yang akan menjadi penilaian pada revalidasi selanjutnya.

Seperti meningkatkan visibilitas dan informasi yang disediakan di beberapa situs geologi, dengan informasi lebih lanjut, tentang keterkaitan bidang ilmiah yang berbeda dan topik utama UGGps.

Contohnya seperti geodiversitas, biodiversitas, dan warisan budaya, termasuk bahasa dan tradisi masyarakat lokal dan masyarakat adat.

"Kita diminta untuk menjelaskan dalam ruang pameran atau jalur perjalanan, koneksi antara geologi, tanah, dan biodiversitas. Untuk meningkatkan pemahaman yang lebih baik tentang bumi kita dan pentingnya perlindungan lingkungan kita," kata Farid Zaini.

Kedua, meningkatkan infrastruktur umum untuk pariwisata berkelanjutan setelah Gempa Bumi tahun 2018, termasuk jalan, listrik, air, dan pengelolaan sampah.

Ketiga, memberikan dukungan lebih lanjut untuk proyek pemberdayaan perempuan yang sudah ada, seperti yang ada di SMA Negeri 1 Sembalun atau pemandu pendakian perempuan di Senaru.

Halaman 1 dari 2
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved