Berita Kota Mataram

Rektor Unram Mengaku Sedang Rapat saat Ada Kericuhan, Ini Klarifikasi Dua Belah Pihak

Kericuhan antara mahasiswa dan satpam di Universitas Mataram (Unram) terjadi pada Selasa (20/6/2023) siang, ketika mahasiswa menggelar aksi massa.

Penulis: Jimmy Sucipto | Editor: Robbyan Abel Ramdhon
TRIBUNLOMBOK.COM/JIMMY SUCIPTO
Kolase Rektor Universitas Mataram Prof Dr Ir Bambang Hari Kusumo (kiri) dan mahasiswa yang ricuh dengan pihak keamanan Universitas Mataram. 

Putrawan juga menilai kejadian ini bukan aksi pemukulan satu pihak, melainkan bentrok biasa atau pertarungan jalanan.

Disinggung terkait pemukulan dengan alat tumpul (pentungan) oleh pihak keamanan kampus, Putrawan menegaskan hal itu sudah dalam standar operasional prosedur (SOP) personel kemananan Unram.

"Satpam itu kan peralatannya seperti itu. Dulu kita bawa sangkur (sejenis pisau) dan pentungan, tapi tujuannya bukan untuk itu tapi membela diri. Tapi sangkur kan sudah tidak diperbolehkan," terang Putrawan.

Atas kericuhan tersebut, setidaknya tiga satpam turut mengalami luka-luka ringan.

Di mana tiga satpam tersebut mengalami luka di bagian kepala, luka di bagian lengan hingga pergelangan tangan.

Ketika disinggung terkait naiknya pembiayaan tes mandiri, Prof Dr Bambang Hari Kusumo menegaskan pihaknya sudah melakukan riset terlebih dahulu dan sudah sesuai dengan peraturan perundang-undangan.

"Berdasarkan PP No 22 Tahun 2023, itu menetapkan biaya tes mandiri itu sebesar Rp500 ribu. Kita sudah kaji dampak faktor sosial dan ekonominya," tegasnya.

Ia juga menilai, angka tersebut ditentukan oleh Satker dengan berbagai pertimbangan, serta dampak inflasi yang sudah terjadi dalam belasan tahun belakangan.

"Ini sudah 13 tahun tidak berubah angkanya. Bayangkan berapa inflasi selama 13 tahun tidak berubah nilainya," sambungnya.

Belum lagi, ujar Bambang, tes penerimaan mahasiswa baru kali ini menggunakan tes berbasis komputer yang membutuhkan anggaran lebih besar.

"Dulu pakai kertas, dua hari sudah selesai. Sekarang komputer, lamanya tes selama dua pekan, itu butuh biaya," tandasnya.

Versi Mahasiswa

Ketua Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) Universitas Mataram, Martoni Ira Malik membenarkan aksi kekerasan yang dialami oleh pihaknya.

Baca juga: Kasus Pelecehan Seksual Mahasiswi Unram, Polda NTB: Laporan Dicabut oleh Pelapor

Dengan aksi massa yang mulai bergerak dan berkumpul sejak pukul 10.00 Wita pagi di depan Gedung Rektorat Universitas Mataram, aksi berjalan kondusif.

Saat menyampaikan tuntutan para massa aksi, ujar Toni sapaan akrabnya, kondisi mulai memanas ketika maskot massa aksi ditarik paksa oleh pihak keamanan kampus.

Halaman
123
Sumber: Tribun Lombok
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved