Ibadah Haji

Lebih dari Setengah Kasus Kematian Jemaah Haji 2023 Disebabkan Penyakit Jantung

Fenomena peningkatan jumlah jemaah haji lansia tahun ini, menjadi peringatan pada pemantauan pelayanan kesehatan terutama terkait penyakit jantung

kemenkes.go.id
Petugas kesehatan merawat jemaah haji di IGD KKHI Makkah. Fenomena peningkatan jumlah jemaah haji lansia tahun ini, menjadi peringatan pada pemantauan pelayanan kesehatan terutama terkait penyakit jantung. 

TRIBUNLOMBOK.COM - Salah satu penyakit yang menjadi penyebab kematian terbanyak jemaah haji 2023 adalah penyakit jantung.

Hingga hari ke-25 penyelenggaraan ibadah haji, terdapat 42 dari 78 jemaah haji meninggal di Arab Saudi disebabkan oleh penyakit jantung.

Penanggungjawab Medis KKHI Makkah dr. Muhaimin Munizu, Sp.JP menyampaikan bahwa penyakit jantung dapat disebabkan oleh beberapa faktor risiko seperti usia dan penyakit komorbid.

Jumlah jemaah haji usia lanjut (Lansia) tahun ini 66.943 orang dari total kuota regular sebesar 210.680 orang atau mencapai 31,8 persen.

dr. Muhaimin menjelaskan bahwa seseorang yang memiliki usia di atas 45 tahun pada laki-laki dan di atas 55 tahun pada wanita berisiko terkena penyakit jantung.

Dari segi usia, fenomena peningkatan jumlah jemaah haji lansia tahun ini, menjadi peringatan pada pemantauan pelayanan kesehatan terutama terkait penyakit jantung.

Baca juga: Penampakan Makanan Siap Saji Jemaah Indonesia saat Puncak Haji di Arafah, Muzdalifah, dan Mina

"Faktor risiko kedua adalah penyakit komorbid seperti hipertensi, diabetes melitus, dan gangguan kolesterol yang dapat menimbulkan risiko terkena penyakit jantung," ucapnya dikutip dari laman resmi Kemenkes, Rabu (21/6/2023).

dr. Muhaimin menyampaikan bahwa ditemukan juga jemaah haji yang sudah dalam terapi penyakit jantung koroner atau dengan gagal jantung.

Oleh karenanya jemaah haji dengan riwayat penyakit jantung dan faktor risiko, menjadi prioritas bagi petugas kesehatan untuk dilakukan pemantauan terus menerus.

Selain faktor risiko, jemaah haji perlu mewaspadai faktor pencetus terjadinya gangguan akut pada jantung atau lebih dikenal dengan serangan jantung seperti aktifitas fisik yang melampaui kemampuan hingga menimbulkan kelelahan, istirahat yang kurang, dan ditambah dengan cuaca ekstrim.

“Banyak jemaah haji sakit yang dirujuk di KKHI dan Rumah Sakit Arab Saudi, dengan keluhan serangan jantung, mayoritas sebelumnya menjalani aktifitas fisik yang berat seperti umrah. Pasien mengalami serangan jantung pasca melakukan tawaf atau sai.” Ungkap dr. Muhaimin.

dr. Muhaimin menyampaikan bahwa, jemaah haji dengan penyakit jantung masih bisa menjalankan ibadah haji dengan lancar, namun harus disesuaikan dengan kemampuan dan tidak memaksakan diri.

Oleh karenanya jemaah haji dengan penyakit jantung disarankan untuk menggunakan bantuan kursi roda.

Selain itu jemaah haji juga diimbau untuk menjalankan aktifitas pada malam hari untuk menghindari cuaca panas yang ekstrim.

“Seharusnya jemaah dengan penyakit jantung tidak dipaksakan untuk melakukan aktifitas fisik yang berat. Solusinya bisa difasilitasi dengan penggunaan kursi roda. Selain itu disarankan kepada jemaah haji untuk memilih waktu yang tepat untuk melakukan ibadah wajib seperti pada malam hari untuk menghindari cuaca ekstrim”, jelasnya

Sumber: Tribun Lombok
Halaman 1/3
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved