Ibadah Haji

Cuaca Makkah Capai 34 Derajat Celcius, Jemaah Haji Rentan Dehidrasi

Jemaah haji Indonesia dapat melakukan sejumlah tips agar tetap sehat dan segar menghadapi cuaca panas

kemenag.go.id
Sejumlah jemaah memakai payung di area Masjidil Haram. Jemaah haji Indonesia dapat melakukan sejumlah tips agar tetap sehat dan segar menghadapi cuaca panas. 

TRIBUNLOMBOK.COM - Cuaca di kota suci Makkah saat pelaksanaan ibadah haji 2023 Juni ini cukup panas mencapai 43 derajat Celcius.

Kepala Klinik Kesehatan Haji Indonesia dr. Edy Supriatnya mengatakan kondisi ini mengharuskan jemaah untuk lebih peduli terhadap kondisi fisiknya agar bisa tetap sehat dan fit saat puncak pelaksaanaan haji 8 Zulhijjah mendatang.

Dia mengungkap banyak penyakit dan keluhan yang timbul akibat dehidrasi di cuaca ekstrem ini.

"Suhunya tinggi kelembapan rendah. Untuk antisipasi harapannya tetap sehari-hari mengkonsumsi makanan yang disediakan," terang Edy, Sabtu (4/6/2023) dikutip dari laman resmi Kemenag.

Ada beberapa hal yang harus dilakukan jemaah agar tetap sehat dan segar menghadapi cuaca panas saat ini.

Baca juga: Fasilitas Terbaru Jemaah Haji Indonesia di Arafah dan Mina: Tenda Lantai Keramik Hingga AC

Pertama, menurut Edy, jemaah haji yang sudah ada di Makkah sebelum umrah wajib sebaiknya istirahat dulu.

Kedua, bila beraktivitas ke luar hotel menggunakan payung, topi, dan semprot wajah untuk mendinginkan wajah.

"Gunakan juga kacamata hitam agar mata jemaah haji tidak kena terik matahari secara langsung, " terangnya.

Demikian juga kondisi tubuh yang harus dijaga agar tidak kekurangan cairan.

"Kemudian minum air ditambah oralit. 200 ml per jam ditambah oralit 1 saset per hari untuk support agar tidak dehidrasi, untuk jemaah haji lansia agar didampingi keluarga atau petugas jadi bisa membantu mengawasi aktivitasnya," lanjutnya.

Edy menambahkan bagi jemaah lansia, kalau ingin melakukan aktivitas ibadah itu betul-betul didampingi.

"Kalau perlu didampingi sampai selesai ibadahnya terlebih jemaah yang menggunakan kursi roda," tutur Edy.

"Kemudian jemaah haji lansia yang memiliki komorbid tetap minum obat yang rutin di minum dari Indonesia. Ini untuk membantu agar penyakit tidak kambuh di sini," pungkasnya.

(*)

Sumber: Tribun Lombok
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved