Berita Kota Bima

1 Juni 2023 Rumah Sepanjang Sungai Padolo Mulai Dibongkar

Wali Kota Bima, H Muhammad Lutfi mengeluarkan perintah, 1 Juni 2023 rumah dan bangunan yang ada di sepanjang sungai Padolo mulai dibongkar. 

Penulis: Atina | Editor: Robbyan Abel Ramdhon
Kominfotik Kota Bima
Rapat Forkopimda yang dipimpin Wali Kota Bima H Muhammad Lutfi, untuk percepatan pengosongan bantaran sungai, diperintahkan 1 Juni 2023 sudah harus dibongkar. 

Laporan Wartawan TribunLombok.com, Atina

TRIBUNLOMBOK.COM, KOTA BIMA - Wali Kota Bima, H Muhammad Lutfi mengeluarkan perintah, 1 Juni 2023 rumah dan bangunan yang ada di sepanjang sungai Padolo mulai dibongkar.

Perintah tersebut disampaikannya saat memimpin rapat percepatan pengosongan bantaran sungai Padolo, bersama Forkopimda di ruang kerjanya, Selasa (23/5/2023). 

"Saya minta kepada tim agar manfaatkan sisa waktu sampai tanggal 29 Mei 2023 untuk disosialisasikan pada masyarakat, ada 9 kelurahan yang akan diberikan tali asih, itupun hanya yang memiliki bangunan, untuk tanah tidak. Tanggal 1 Juni 2023 mulai dibongkar, kedepankan upaya humanis dan persuasif," tegas Muhammad Lutfi.

Wali kota mengatakan, fasilitas dasar yang dituntut masyarakat seperti air dan jaringan ponsel sudah disiapkan pemerintah.

Baca juga: Identitas Mayat di Sungai Padolo Kota Bima Terungkap, Namanya Joseph Asal Adonara NTT

Sehingga, tidak ada alasan lagi bagi warga yang menghuni bantaran Sungai Padolo untuk tidak pindah ke rumah relokasi.

"Mengingat rumah sudah ada, termasuk juga kebutuhan masyarakat yang sangat fundamental berupa air bersih dan sinyal jaringan telekomunikasi sudah ada, semua ini sudah kita selesaikan," ujarnya.

Rumah warga di bantaran sungai yang akan dibongkar antara lain di Kelurahan Dara sebanyak 25 KK, Paruga sebanyak 33 KK, Manggemaci sebanyak 29 KK.

Sementara Kelurahan Rontu, Panggi dan Sambinae masing-masing 8 sampai 9 Kepala Keluarga.

Baca juga: Mayat Tanpa Identitas yang Ditemukan di Sungai Padolo Kota Bima Memiliki Ciri Khusus

Ia juga mengatakan, pemerintah memerlukan dukungan dari jajaran Forkopimda baik dari TNI, Polri, Pengadilan, dan elemen lainnya untuk mempercepat proses pengosongan bantaran sungai.

Total ada 1.025 rumah relokasi yang telah dibangun, tersebar di 3 lokasi wilayah relokasi yakni Kadole, Oi Foo dan Jatibaru dan ada yang dibangun di lahan warga sendiri. 

Dari jumlah keseluruhan warga bantaran sungai, masih ada 101 rumah yang belum direlokasi, karena sebelumnya mereka tidak mau direlokasi. 

Jika ditotalkan, maka yang sudah bersedia hampir 2 ribu KK, baik yang menempati rumah relokasi di Kadole, Oi Fo'o maupun di Jatibaru. 

Konsep pembangunan rumah relokasi kata beliau, sistemnya swakelola, hingga yang mengelolanya adalah masyarakat melalui kelompok masyarakat yang dibentuk. 

Namun tahun ini prioritas di sungai Padolo, karena kontraknya sudah dimulai tahun ini yang dikerjakan oleh pemerintah pusat. 

 

Bergabung dengan Grup Telegram TribunLombok.com untuk update informasi terkini: https://t.me/tribunlombok.

Sumber: Tribun Lombok
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved