Kabupaten Sumbawa Barat

Wabup Sumbawa Barat Fud Syaifuddin Minta Dukungan Semua Pihak untuk Menurunkan Angka Stunting

Harapan itu disampaikan wabup saat membuka rapat koordinasi Tim Percepatan Penurunan Stunting (TPPS) tingkat kabupaten, Kamis (11/5/2023).

|
Penulis: Robby Firmansyah | Editor: Dion DB Putra
FOTO DISKOMINFO SUMBAWA BARAT
Wakil Bupati Sumbawa Barat Fud Syaifuddin saat menghadiri rapat koordinasi penurunan stunting di Kabupaten Sumbawa Barat, Kamis (11/5/2023). 

Laporan wartawan TribunLombok.com, Robby Firmansyah

TRIBUNLOMBOK.COM, SUMBAWA BARAT- Wakil Bupati (Wabup) Sumbawa Barat, Provinsi Nusa Tenggara Barat, Fud Syaifuddin berharap adanya dukungan penuh semua pihak dalam rangka menekan penurunan angka stunting di Sumbawa Barat.

Harapan itu disampaikan wabup saat membuka rapat koordinasi Tim Percepatan Penurunan Stunting (TPPS) tingkat kabupaten, Kamis (11/5/2023).

Baca juga: Wagub NTB Sitti Rohmi Djalilah Gerakkan Seluruh OPD Gotong royong Cegah Stunting

"Saya bersama bupati KSB ( Kabupaten Sumbawa Barat) berkomitmen untuk terus menekan angka stunting. Komitmen ini harus didukung semua pihak, terutama jajaran di bawah," tegasnya.

Wabup Fud Syaifuddin meminta, semua pihak juga berkomitmen serupa untuk memberikan pelayanan terbaik di Sumbawa Barat. Termasuk dalam rangka menekan stunting di KSB.

Angka stunting di Sumbawa Barat merupakan yang terendah dari Provinsi Nusa Tenggara Barat.

"Tahun 2017 angka stunting di KSB berada 18,70 persen sekarang kita di angka 7,83 persen ada penurunan sampai 10,80 persen. Kita boleh bangga, tapi jangan sampai kita jemawa," pintanya.

Namun. penurunan itu sedikit melamban jika mengacu pada data tahun 2022 lalu. Data per Februari 2022, dari hasil penimbangan elektrik pengukurangn penimbangan gizi berbasis masyarakat angka stunting KSB sembilan persen.

Penimbangan kedua, bulan Agustus penurunannya hanya 0,8 persen atau berada di angka 8,7 persen.

"Dari bulan Agustus 2022 sampai Februari 2023 angka stunting kita hanya turun di angka 0,9 persen. Artinya, kalau ditotalkan selama setahun, dari Februari 2022 sampai Februari 2023, penurun kita hanya 1,9 persen. Ini sangat kecil, ini kita harus evaluasi lagi. Baik itu penanganannya, atau gerakan yang dilakukan pemerintah selama ini," tegasnya.

Sementara di satu sisi, anggaran yang dialokasikan untuk menekan angka stunting di KSB tidak sedikit. Tahun 2021 sampai tahun 2022 dana yang dialokasikan untuk menekan stunting mencapai Rp 100 miliar lebih.

"Tahun 2023 kita akan intervensi lagi tentunya dengan angka maksimal, sampai kecamatan hingga desa," kata Fud.

Jika dilihat dari data Survey Status Gizi Indonesia (SSGI), KSB stunting berada pada angka 13,9 persen.

Penurunan ini cukup besar jika mengacu pada tahun 2019 lalu, dimana stunting KSB berada pada angka 33,4 persen.

"Ada penurunan sampai 15,9 persen. Kita mengalahkan kabupaten lain di NTB, tapi kita jangan bangga dulu. Jangan-jangan angka ini karena balita yang menjadi sasaran itu sudah keluar dari usia lima tahun. Ini harus menjadi catatan kita bersama," pintanya.

Halaman
12
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    Berita Populer

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved