Lebaran Topat Dimanfaatkan Warga Punia Kota Mataram Berjualan Ketupat dan Opor

Sebagian besar dari mereka membuka lapak di samping Taman Budaya Nusa Tenggara Barat. Ketupat akan dirayakan pada Sabtu, 29 April 2023.

|
Penulis: Robby Firmansyah | Editor: Dion DB Putra
TRIBUNLOMBOK.COM/ROBBY FIRMANSYAH
Sriyanah sedang memotong ketupat untuk pembeli, Jumat (28/4/2023). 

Laporan wartawan TribunLombok.com, Robby Firmansyah

TRIBUNLOMBOK.COM, MATARAM- Perayaan lebaran topat atau Lebaran Ketupat dimanfaatkan warga Kelurahan Punia, Kota Mataram untuk berjualan ketupat di sepanjang Jalan Airlangga, Jumat (28/4/2023).

Para pedagang tersebut membuka lapak di samping kiri dan kanan jalan. Sebagian besar dari mereka membuka lapak di samping Taman Budaya Nusa Tenggara Barat. Lebaran Ketupat akan dirayakan pada Sabtu, 29 April 2023.

Baca juga: Inilah Titik Penyekatan di Kota Mataram Saat Lebaran Ketupat Sabtu 29 April 2023

Seorang pedagang ketupat, Sriyanah mengaku dirinya dan warga yang lain tetap berjualan setiap tahun. Dikatakan Sriyanah dalam sehari ia bisa memasak untuk 25 sampai 50 kilogram ketupat.

"Tergantung pembeli, kadang 25 kilogram, kadang lebih," Kata Sriyanah kepada TribunLombok.com.

Di lapak sederhana yang terbuat dari meja kayu dan satu payung besar milik Sriyanah digantung berbagai ukuran ketupat mulai dari yang kecil hingga besar.

Tidak hanya itu, warga Punia ini juga menjual berbagai jenis lontong, terdapat lontong panjang, lontong kecil.

Selain menjual ketupat Sriyanah juga menjual opor ayam, opor telur dan sayur nangka.

Harga masing-masing menu tersebut bervariasi. Untuk satu ikat ketupat yang berisi lima biji dihargai Rp 15.000. Sama halnya dengan satu ikat lontong berukuran kecil.

Sriyanah memanfaatkan momen Lebaran Ketupat untuk berjualan di pinggir Jalan Airlangga Kota Mataram, Jumat (28/4/2023).
Sriyanah memanfaatkan momen Lebaran Ketupat untuk berjualan di pinggir Jalan Airlangga Kota Mataram, Jumat (28/4/2023). (TRIBUNLOMBOK.COM/ROBBY FIRMANSYAH)

Sementara untuk opor dan urap-urap, Sriyanah mengatakan tergantung berapa yang ingin dibeli oleh pengunjung yang datang.

Dikatakan Sriyanah waktu berjalannya hanya berlangsung selama dua hari, yakni sehari sebelum lebaran ketupat dan pada saat hari lebaran.

Setiap hari Sriyanah akan menutup lapaknya apabila ketupat yang dijual telah habis.

Kota Mataram pada Jumat sore sekira pukul 16.00 WITA dilanda hujan deras. Meskipun begitu Sriyanah dan pedagang yang lain tetap berjualan dengan menutup ketupat dagangannya menggunakan plastik.

Pengunjung yang datang semakin sore terlihat ramai. Meskipun sedang dilanda hujan tidak menyurutkan niat mereka datang membeli ketupat.

Dengan menggunakan mantel mereka menerobos hujan demi satu porsi ketupat opor.

Tidak hanya untuk dibawa pulang sebagai dari mereka juga memilih makan di tempat. Untuk satu porsi ketupat opor dengan pilihan menu daging ayam dan telur dihargai mulai dari Rp 10.000 sampai Rp 15.000.

Sriyanah mengaku modal yang digunakan merupakan hasil pinjaman dari bank keliling. Ia mendapat pinjaman Rp 1 juta kemudian setiap hari harus membayar Rp 20.000 selama dua bulan. (*)

Sumber: Tribun Lombok
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved