Pilpres 2024

Grace Natalie Pimpin Rombongan Temui Golkar, Usulkan Ganjar Diusung Koalisi Besar

Rombongan PSI tiba di kantor Golkar sekitar pukul 11.00 WIB dipimpin Ketum Giring Ganesha dan Wakil Ketua Dewan Pembina Grace Natalie.

|
Editor: Dion DB Putra
KOMPAS.com/NIRMALA MAULANA ACHMAD
Wakil Ketua Pembina PSI Grace Natalie. Grace pimpin pengurus Partai Solidaritas Indonesia (PSI) bertemu pengurus Golkar di kantor DPP Golkar, Jakarta, Rabu (12/4/2023). 

TRIBUNLOMBOK.COM, JAKARTA - Jajaran pengurus Partai Solidaritas Indonesia (PSI) melakukan pertemuan dengan pengurus Golkar di kantor DPP Golkar, Jakarta, Rabu (12/4/2023).

Rombongan PSI tiba di kantor Golkar sekitar pukul 11.00 WIB dipimpin Ketum Giring Ganesha dan Wakil Ketua Dewan Pembina Grace Natalie.

Baca juga: DPP PSI Antusias Menyambut Wacana Pembentukan Koalisi Besar KIB dan KIR

Setibanya di kantor Golkar, rombongan PSI langsung disambut beberapa kader perempuan Golkar, antara lain, Waketum Golkar Nurul Arifin dan Ketua DPP Meutya Hafid.

Setelah saling sapa, rombongan PSI dan kader Golkar yang menyambutnya langsung beranjak menuju ke dalam gedung untuk menggelar pertemuan tertutup dengan Ketum Golkar, Airlangga Hartarto.

Seusai pertemuan, Grace Natalie menyebut, pihaknya mengusulkan Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo untuk dicalonkan sebagai Capres lewat koalisi besar untuk menghadapi Pemilu 2024.

Grace mengatakan, sikap PSI tersebut sesuai dengan hasil rembuk rakyat yang menetapkan Ganjar sebagai Capres yang akan diusung oleh PSI.

"Hingga saat ini hasil jajak pendapat atau rembuk rakyat itu belum berubah, tapi kami hari ini melakukan komunikasi politik dengan koalisi besar dan tentunya ini akan menjadi aspirasi yang PSI bawa," kata Grace seusai pertemuan dengan Airlangga, Rabu (12/4/2023).

Kendati demikian, Grace mengakui bahwa jadi atau tidaknya Ganjar menjadi Capres dari koalisi besar, akan tergantung dengan komunikasi yang dilakukan oleh partai-partai politik di dalamnya.

Menurut Grace Natalie, semangat yang dimiliki oleh koalisi besar adalah ingin melihat keberlanjutan dan kesinambungan dari program-program Presiden Jokowi sehingga PSI tertarik untuk bergabung ke koalisi tersebut.

"Oleh karenanya selama orang yang ditunggu adalah orang yang satu visi dengan Pak Jokowi, siap untuk menjamin keberlanjutan program-program Pak Jokowi, saya pikir kita bisa ketemu di situ," ujar Grace.

Koalisi besar dirancang oleh lima Parpol pendukung pemerintahan Presiden Jokowi. Yakni Golkar, Gerindra, PKB, PAN, dan PPP.

Kelima partai itu sebelumnya berada di dua koalisi terpisah, yakni Koalisi Indonesia Bersatu (KIB) yang beranggotakan Golkar, PAN, dan PPP, serta Koalisi Kebangkitan Indonesia Raya (KKIR) yang terdiri dari Gerindra dan PKB.

Wacana koalisi besar mengemuka setelah ketua umum kelima Parpol di atas bertemu dalam acara silaturahmi Ramadan di kantor DPP PAN, Minggu (2/4) bersama Presiden Jokowi.

Pada pertemuan tersebut, Ketum Gerindra Prabowo Subianto mengatakan bahwa KKIR dan KIB berpeluang bergabung karena kedua koalisi satu frekuensi. Prabowo pun memastikan, ketua umum partai masing-masing koalisi akan berkomunikasi lebih intens lagi untuk mewujudkan koalisi besar itu.

Dalam kesempatan yang sama, Presiden Jokowi langsung melontarkan kata "cocok" seandainya KIB dan KIR bersatu untuk menghadapi Pemilu 2024.

“Cocok. Saya hanya bilang cocok. Terserah kepada ketua-ketua partai atau gabungan ketua partai. Untuk kebaikan negara, untuk kebaikan bangsa untuk rakyat, hal yang berkaitan bisa dimusyawarahkan itu akan lebih baik,” kata Jokowi.

Usai acara di kantor DPP PAN tersebut, Prabowo secara bergilir menerima kadatangan Ketum Parpol guna mengkomunikasikan pembentukan koalisi besar.

Di antaranya Ketum PBB Yusril Ihza Mahendra, Ketum Perindo Hary Tanoesoedibyo, Ketum PAN Zulkifli Hasan dan Ketum PKB Muhaimin Iskandar alias Cak Imin. Seiring perjalanan, elektabilitas Prabowo juga naik hingga memunculkan wacana diusung sebagai Capres dari koalisi besar.

Semakin Relevan

Penjajakan membentuk koalisi besar terus dilakukan oleh partai-partai pendukung pemerintahan Presiden Jokowi.

Wacana membentuk koalisi besar menjadi salah satu topik pembicaraan dalam pertemuan antara Ketum Golkar Airlangga Hartarto dan Ketum PSI Giring Ganesha beserta pengurus kedua partai di kantor DPP Partai Golkar, Jakarta, Rabu (12/4/2023).

"Silaturahmi pagi hari ini sangat bermakna karena PSI hadir untuk ikut mendorong koalisi besar, dan ini menunjukkan relevansi koalisi besar semakin relevan dan semakin baik untuk didorong," kata Airlangga seusai pertemuan.

Menurut Airlangga, koalisi besar penting untuk diwujudkan karena merupakan jawaban atas masalah keberlanjutan pembangunan yang telah dilakukan pemerintahan Jokowi.

Ia menuturkan, pertemuan antara Golkar dan PSI juga membahas konsep keberlajutan yang bakal dibawa dalam kontestasi Pilpres 2024 mendatang.

Harapannya, presiden berikutnya dapat langsung memulai pekerjaannya untuk melanjutkan program-program Jokowi di awal pemerintahan baru kelak.

"Dan tentu yang bisa mendorong itu adalah koalisi besar karena koalisi besar sekarang hampir seluruhnya ada di pemerintah, termasuk dari PSI," kata Airlangga.

Giring pun menegaskan bahwa partainya selalu mendukung semua kebijakan dan hasil pembangunan yang sudah dikerjakan oleh pemerintahan Jokowi.

Ia pun menyinggung hasil survei yang menunjukkan tingkat kepuasan publik atas pemerintahan Jokowi mencapai 76,8 persen. Menurutnya, itu menjadi bukti bahwa Jokowi selalu hadir dan bekerja untuk rakyat.

"Kami di PSI tegak lurus kepada Pak Joko Widodo sehingga keputusan apapun yang beliau sampaikan adalah lambang keberlangsungan pembangunan yang sudah dibangun sejak 2014," kata Giring. *

 

Sumber: Kompas.com
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved