Pilpres 2024

Prabowo Subianto Ungkap Persahabatannya dengan Yusril Ihza Mahendra Sejak 40 Tahun Lalu

Prabowo mengungkapkan bahwa dirinya telah bersahabat dengan Yusril cukup lama yakni sejak 40 tahun silam.

|
Editor: Dion DB Putra
TRIBUNNEWS/IRWAN RISMAWAN
Ketua Umum Partai Gerindra, Prabowo Subianto (kiri) berjabat tangan dengan Ketua Umum Partai Bulan Bintang (PBB), Yusril Ihza Mahendra seusai memberikan keterangan kepada wartawan di Jakarta, Kamis (6/4/2023). Pertemuan tersebut merupakan silaturahmi sekaligus penjajakan koalisi antara Gerindra dan PBB pada Pemilu 2024. 

TRIBUNLOMBOK.COM, JAKARTA - Ketua Umum Gerindra Prabowo Subianto tak bisa menutup kehangatan hubungannya dengan Ketua Umum Partai Bulan Bintang (PBB) Yusril Ihza Mahendra saat keduanya bertemu di kediaman Prabowo di Jalan Kertanegara, Jakarta Selatan, Kamis (6/4/2023) sore.

Prabowo mengungkapkan bahwa dirinya telah bersahabat dengan Yusril cukup lama yakni sejak 40 tahun silam.

Baca juga: Nama Prabowo Subianto Menggema di Arena Musra XXIV NTB untuk Jadi Suksesor Jokowi

"Semua masalah dibahas tadi. Dan... Kalau PBB hari ini tidak dukung saya, kebangetan," seloroh Prabowo yang diikuti oleh tawa elite kedua partai.

Hal itu pun turut diamini oleh Yusril. Menurutnya, dirinya telah mengenal Prabowo sejak tahun 1980.

"Jadi pada waktu itu saya masih umur 20-an tahun, kenal dengan Pak Prabowo. Beliau masih muda pada waktu itu ya, (dan) saya (juga) masih jauh lebih muda daripada beliau," kata Yusril.

Meski sudah bersahabat cukup lama, Yusril mengaku sudah 4 tahun terakhir tidak bertemu dengan Prabowo.

Yusril dan PBB sebelumnya sempat mendukung pencalonan Prabowo sebagai presiden pada Pemilihan Presiden (Pilpres) 2019 lalu. Saat itu, Prabowo berpasangan dengan Sandiaga Uno untuk menghadapi pasangan Joko Widodo-Ma'ruf Amin.

Sebagai sahabat lama, diskusi kerap menjadi makanan sehari-hari. Prabowo bercerita tak jarang dirinya berbeda pendapat dengan Yusril ketika berdiskusi.

"Jadi ini sebetulnya pertemuan kawan lama. Dan kawan lama pun belum tentu setiap saat itu sependapat. Sering kita berbeda pendapat, tapi tetap kita harus bersahabat," jelas Prabowo.

Meski berbeda pendapat, bukan berarti hal itu menyurutkan persahabatan mereka. Bagi Prabowo, saling mengoreksi dan saling mengingatkan di dalam iklim demokrasi merupakan hal yang sangat penting. Yang penting, kata dia, tidak saling menghujat karena hal itu tidak cocok dengan budaya Indonesia.

"Jangan ada saling menghujat, saling mengejek, hal-hal yang negatif seperti itu tidak pantas, dan tidak perlu, dan tidak cocok untuk budaya Indonesia," tuturnya.

Yusril mengungkapkan, diskusi yang cukup intensif dilakukan keduanya terutama di masa Orde Baru. "Dan terus sering bersama-sama beliau, lebih-lebih ketika beliau juga menangani krisis tahun 1998 ya," ujarnya.

Prabowo merupakan mantan menantu Presiden kedua RI, Soeharto. Setelah 32 tahun Indonesia dipimpin Soeharto, krisis pun terjadi pada tahun 1998.

Ketika itu, Yusril termasuk tokoh yang cukup aktif meredam krisis, bahkan ikut menyarankan agar Soeharto mengundurkan diri. Yusril juga menjadi salah satu tokoh yang ikut dalam menuliskan pidato pengunduran diri Soeharto.

Dalam pertemuan itu, Yusril berharap agar kerja sama keduanya ke depan semakin baik. Terlebih, dalam menghadapi Pemilu 2024 mendatang. "Dan tentu ke depan ini kita harus perbaiki dengan lancarnya komunikasi. Tentu maka kita berharap hubungan baik dan kerja sama itu harus ditingkatkan," ucapnya.

Halaman
12
Sumber: Kompas.com
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved