Budi Waseso Tegaskan Hanya Impor Beras Sesuai Kebutuhan
Buwas, sapaan akrab Budi Waseso mengatakan saat ini Bulog masih berusaha menyerap hasil panen dalam negeri.
TRIBUNLOMBOK.COM, JAKARTA - Direktur Utama (Dirut) Perum Bulog Budi Waseso menegaskan bahwa penugasan impor 2 juta ton beras hanya akan dilaksanakan jika ada kebutuhan yang mendesak.
Buwas, sapaan akrab Budi Waseso mengatakan saat ini Bulog masih berusaha menyerap hasil panen dalam negeri. Namun, jika memang ada kekurangan dalam penyerapan Bulog baru akan melakukan impor.
Baca juga: Bulog Bima Mulai Serap Beras di Bima dan Dompu Setelah Petani Panen Raya
"Jadi impor kita hanya sesuai kebutuhan," kata Buwas pada media, Kamis (6/4/2023).
Buwas menjelaskan, penugasan impor 2 juta ton ini bukan berarti harus terealisasi sepenuhnya. Menurutnya, jika seluruh kebutuhan beras dapat dicukupi dengan produksi dalam negeri, maka Bulog tidak perlu melakukan impor.
Buwas menilai, keluarnya perizinan impor ini hanya untuk memudahkan Bulog jika sewaktu-waktu kondisi Cadangan Beras Pemerintah (CBP) tidak memenuhi target yang ditetapkan oleh pemerintah.
"Kalau kita dapat kuota, kita tidak ngurus-ngurus lagi. Artinya kita sudah dapat izin. Sekarang tugasnya Bulog mendapatkan itu untuk kebutuhan," ungkap Buwas.
Sementara untuk impor 500.000 ton yang harus segera dilaksanakan, Bulog mengatakan saat ini masih memperhitungkan kemungkinannya. Sebab, 500.000 ton ini akan menjadi pertimbangan untuk penugasan penyaluran bantuan sosial beras.
"Jadi kita hitung-hitung untuk bansos kebutuhannya sampai berapa. Sekarang kan sudah ada peningkatan penyerapan dalam negeri. Kita salurkan untuk bansos, dihitung tinggal berapa, cukup tidak, kalau kurang cuma 100.000, kita datangkan 100.000 dulu," ungkap Buwas.
Diketahui, Bulog telah mengantongi izin untuk melakukan impor sebanyak 2 juta ton beras pada tahun ini.
Rencana impor beras tersebut merupakan hasil dari rapat internal bersama Presiden Joko Widodo pada Jumat (24/3/2023) yang tertuang dalam salinan surat. Dalam surat itu, Bulog diperintahkan mengimpor 2 juta ton beras pada tahun ini di mana 500.000 ton harus didatangkan secepatnya.
Presiden Jokowi menegaskan, rencana impor beras kembali tahun ini ditujukan sebagai CBP di Perum Bulog. Rencana tersebut menyusul adanya potensi kemarau panjang yang disebabkan adanya el nino tahun ini.
"Itu untuk cadangan Bulog. Karena kemungkinan akan ada yang namanya El Nino kering panjang. Sehingga Bulog, Badan Pangan mempersiapkan diri dengan memperkuat cadangan berasnya," kata Jokowi dalam Keterangan Pers Presiden di Kanal YouTube Sekretariat Presiden, Kamis (6/4/2023).
Upaya tersebut untuk mencegah agar tidak terjadi kekurangan stok beras saat musim kemarau panjang tiba. Sehingga negara bingung mencari ketersediaan beras karena musim kemarau panjang diperkirakan juga terjadi di negara lainnya.
"Jangan sampai nanti pas sudah musim kering panjang kita bingung mau beli beras ke Thailand, ke Vietnam, ke India, ke Pakistan barangnya enggak ada. Ini yang kita hindari, karena El Nino tidak hanya di Indonesia saja, di negara-negara itu juga terjadi," kata Jokowi.
Maka rencana importasi beras sebagai CBP merupakan antisipasi potensi tersebut. Impor beras ini diyakini juga tidak mengganggu harga gabah petani. Pasalnya, rencana impor 2 juta ton beras akan datang bertahap.
Pemprov NTB Tolak Rencana Bulog Impor 15 Ribu Ton Beras dari Myanmar dan Pakistan |
![]() |
---|
Produksi Pangan Menurun Akibat El Nino, Indonesia Berpeluang Impor Beras Lagi Tahun 2024 |
![]() |
---|
Provinsi NTB Satu-satunya di Indonesia yang Belum Butuh Beras Impor |
![]() |
---|
Produksi Beras Diperkirakan Turun, Indonesia Telah Impor 1,78 Juta Ton Sejak Januari 2023 |
![]() |
---|
Indonesia Sudah Impor 1,17 Juta Ton Beras pada Tahun 2023, Terbanyak dari Thailand |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.