Berita Lombok Utara

Cerita Pelaku Wisata di Gili Trawangan Berjuang Hidupkan Event Tapi Malah Dicomot Pihak Lain

Pelaku wisata di Gili Trawangan mengeluhkan \kurangnya keseriusan Pemda KLU dalam mengelola destinasi wisata eksotik

TRIBUNLOMBOK.COM/AHMAD WAWAN SUGANDIKA
Alat transportasi massal cidomo di Gili Trawangan, Lombok Utara, Rabu (8/3/2023). Pelaku wisata di Gili Trawangan mengeluhkan \kurangnya keseriusan Pemda KLU dalam mengelola destinasi wisata eksotik. 

Laporan Wartawan TribunLombok.com, Ahmad Wawan Sugandika

TRIBUNLOMBOK.COM, LOMBOK TIMIUR - Pelaku wisata di Gili Trawangan terus berupaya menghidupkan kembali pariwisata setelah terpuruk pandemi Covid-19.

Di sisi lain, sejumlah event untuk menarik wisatawan di destinasi wisata populer di Lombok Utara ini masih jarang digelar.

Manager Villa Ko-Ko-Mo, Ahmad mengeluhkan kurangnya event yang dijalankan Pemerintah Daerah (Pemda) Kabupaten Lombok Utara (KLU) di Gili Tramena (Gili Trawangan, Air, dan Meno).

"Dulu tahun 2019 kita sudah berusaha hidupkan event di Gili Trawangan, kita mulai dari event Hari Aids Sedunia, saat itu saya yang jadi ketua pelaksananya," ucapnya menjawab TribunLombok.com, Rabu (8/3/2023).

Namun seiring berjalanannya waktu, event Hari Aids yang digagas pelaku wisata di Gili Trawangan justru saat ini malah menjadi salah satu event di daerah lain.

Baca juga: Anggota DPRD NTB Menilai KSP 11 Lahan di Gili Trawangan dengan WNA Merugikan Masyarakat

Ahmad mengetahuinya setelah melihat kalender event nasional Pemprov NTB.

Ini terjadi menurutnya imbas dari kurangnya keseriusan Pemda KLU dalam mengelola Gili Tramena.

"Tidak pernah sekalipun Dispar KLU merangkul kami temen-temen wisata di sini, jangankan merangkul sosialisasi tentang bagaimana Gili Trawangan ke depannya pun nggak ada," ucapnya.

Diungkapkannya, event sendiri sangat penting bagi pelaku wisata pun begitu dengan daerah wisata.

Menurutnya Pemda KLU perlu mulai meramaikan Gili Tramena dengan berbagai event baik berskala nasional maupun internasional.

Bisa saja pelaku wisata bergerak sendiri, namun kata dia, untuk mempertahankan program yang sudah dibuat harus ada keterlibatan Pemda KLU.

"Tahun 2018 kita hadirkan 250 travel agent untuk membahas program Gili, tapi apa, saat itu Kadispar tidak datang, ini kan bukti tak seriusnya mereka," ungkapnya.

Hingga harusnya, kata dia, Dispar KLU hadir merangkul pelaku wisata dalam segala persoalan bukan hanya soal perkara meminta uang melalui penarikan retribusi.

Untuk diketahui, di Gili Trawangan saat ini terdapat lebih dari 600 properti, Gili Meno 200, dan Gili Air 300.

Halaman
12
Sumber: Tribun Lombok
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved