Berita Viral

Anak Pejabat Tidore, Rafdi Memilih Hidup Jadi Kuli dan Nelayan: Kerja Harus Mulai dari Bawah

Anak Wakil Wali Kota Tidore bernama Rafdi Putra tengah viral di media sosial karena memilih hidup sederhana menjadi kuli bangunan.

|
Editor: Robbyan Abel Ramdhon
Kolase Tribunnews
Anak Pejabat Tidore, Rafdi Memilih Hidup Jadi Kuli dan Nelayan: Kerja Harus Mulai dari Bawah - Rafdi Maradjabessy (kiri), Mario Dandy Satriyo (kanan). 

TRIBUNLOMBOK.COM - Anak Wakil Wali Kota Tidore bernama Rafdi Putra tengah viral di media sosial karena memilih hidup sederhana menjadi kuli bangunan.

Sosoknya mencuat di tengah hingar bingar publik menyoroti gaya hidup mewah putra pejabat DJP, Mario Dandy.

Alhasil, banyak warganet membanding-bandingkan, antara jalan hidup yang dipilih Rafdi dan Dandy amatlah berbeda.

Dari informasi yang dirangkum TribunLombok.com, Rafdi Putra, merupakan anak Wakil Wali Kota Tidore.

Baca juga: Anak Pejabat DJP Aniaya Anak Pengurus GP Ansor, Polisi: Sudah Jadi Tersangka dan Ditahan

Meski ayahnya berstatus pejabat eksekutif negara, Rafdi memilih bekerja sebagai kuli bangunan daripada memamerkan harta orangtuanya.

Ia bahkan ikut menjadi kuli dalam sebuah proyek yang dikerjakan di depan Kantor Wali Kota Tidore Kepulauan.

Dari keterangan yang beredar, Rafdi maradjabessy merupakan anak ketiga dari lima bersaudara.

Ayahnya, bernama Muhammad Senin dan ibu, Rahmawati Muhammad.

Baca juga: Biodata Iris Wullur, Ibu dari Tiga Anak Viral di Tiktok

Anak pertama dari Muhammad dan Rahmawati berstatus pegawai honorer di rumah sakit di Tidore.

Kemudian anak kedua baru saja menyelesaikan kuliah S1 dan berencana menempuh jenjang S2.

Anak keempat masih kuliah, dan kelima berada di bangku sekolah dasar. Sementara itu, Rafdi sendiri hanya lulusan SMA sejak 2017 lalu.

“Saya tidak ambil pusing karena sebe (ayah) selalu mengajarkan bahwa hidup itu keras."

"Kerja itu harus mulai dari bawah bukan dari atas ke bawah,” kata dia, dikutip dari Surya.co.id.

Mengenai alasan kenapa ia tak meminta bantuan ayahnya agar dapat pekerjaan kantoran, ia menjawab, "Sebelum menjadi wakil wali kota, dia (ayah) memulainya dari bawah, dan saya ingin seperti sebe," ungkapnya.

Meski demikian, banyak yang tak mendukung Rafdi bersikap demikian. Ia mengaku sering mendengar gunjingan mengenai dirinya.

Tetapi ia memilih cuek karena menurutnya, jataban yang diemban ayahnya merupakan amanah rakyat dan tak boleh dimanfaatkan sembarangan.

Rafdi sendiri memutuskan menjadi kuli bangunan untuk menambah nafkah hidup bagi istri dan satu anaknya.

Ia menikah dengan seorang perempuan bernama Sridayu pada 2018 lalu, dan telah dikaruniai anak berumur 3 bulan.

“Setelah menikah, saya tinggal bersama mertua,” kata dia.

Meski bekerja kuli bangunan, Rafdi menyebut ayahnya tidak pernah marah atau melarangnya.

Justru sang ayah terus memotivasinya agar terus bekerja.

“Sebe sering ke tempat saya kerja, biasanya di hari libur kerja."

"Kalau tidak datang, biasanya telepon menanyakan apakah hari ini kerja atau tidak,” ujar dia.

Dari pekerjaannya ini, Rafdi mengaku tidak bisa mengkalkulasi besaran upah yang ia dapatkan, karena hal itu berdasarkan besaran proyek atau bangunan.

“Kalau misalkan pekerjaan bangunan sudah selesai dan belum ada pekerjaan baru, saya isi dengan ikut perahu pergi mancing."

"Kadang berhari-hari baru pulang,” kata Rafdi.

“Untuk lanjut sekolah sepertinya tidak mungkin."

"Saya ingin mengikuti jejak ayah yang memulai pekerjaan dari bawah, kemudian menjadi politisi, anggota DPRD hingga Wakil Wali Kota,” kata Rafdi.

 

Sumber: Surya.co.id

Bergabung dengan Grup Telegram TribunLombok.com untuk update informasi terkini: https://t.me/tribunlombok.

Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved