Berita Lombok

Pengakuan Suami Ibu Melahirkan di Jalan, Tim Medis Ungkap Kondisi Bayi Sebelum Meninggal

Keluarga Harni Permata Sari (22), ibu muda yang melahirkan di jalan Dusun Meang, Kecamatan Sekotong, Lombok Barat angat terpukul dengan kejadian itu.

Editor: Sirtupillaili
Dok.Istimewa/Dok.Fitri R
Kolase foto tangkapan layar saat Harni Permata Sari melahirkan di pinggir jalan Dusun Meang, Lombok Barat (kiri) dan Riaji, suami Harni Permata Sari di rumahnya, Selasa (21/2/2023). 

TRIBUNLOMBOK.COM, LOMBOK - Keluarga Harni Permata Sari (22), ibu muda yang melahirkan di jalan Dusun Meang, Kecamatan Sekotong, Lombok Barat sangat terpukul dengan kejadian hari Minggu (19/2/2023) lalu.

Harni Permata Sari memang selamat dalam insiden tersebut, namun nyawa sang bayi tak bisa diselamatkan.

Riaji (27), suami Harni Permata Sari kini merasakan duka mendalam karena buah hatinya meninggal dunia akibat insiden tersebut.

Riaji kini harus merelakan kepergian sang buah hati. Setelah dinyatakan meninggal pada Senin sore (20//2/2023), bayi mereka kemudian dimakamkan.

Kejadian ini menjadi pukulan berat bagi dirinya dan sang istri. Terlebih ini bukan kali pertama.

"Nasib kami harus kehilangan lagi untuk keempat kalinya, anak pertama hingga ketiga, istri saya keguguran, ini adalah bayi keempat yang merupakan harapan kami, tapi juga meninggalkan kami lagi," kata Riaji lirih, saat ditemui di rumah orang tuanya, di Desa Batujai, Lombok Tengah, Selasa (21/2/2023).

Baca juga: Fakta-Fakta Video Ibu Melahirkan di Jalan, Dinas Kesehatan NTB Ungkap Kronologi Awal

Riaji menuturkan, peristiwa tersebut terjadi sangat tiba-tiba. Usia bayi dalam kandungan sang istri baru tujuh bulan.

"Kami ke ladang untuk bekerja seperti biasa, tiba-tiba istri saya kesakitan dan bilang akan melahirkan, saat itu saya panik, tak kami sangka istri melahirkan di pinggir jalan desa," tuturnya sebagaimana dikutip dari Kompas.com.

Saat bayi laki-lakinya lahir di pinggir jalan, ambulans tidak bisa sampai ke lokasi tempat Harni melahirkan.

Sebab akses jalan desa terputus setelah hujan besar dan banjir lumpur terjadi di kawasan Dusun Meang.

Karena ambulans tidak bisa masuk, Harni ditandu mengunakan sarung oleh warga.

Mereka kemudian berjalan hingga 1,5 kilometer menuju lokasi ambulans.

Dari ambulans mereka harus menempuh jarak 2 kilometer lagi hingga sampai di klinik terdekat.

"Kami tandu istri pakai sarung, bergantian mengangkatnya dengan warga sekitar, dengan jarak 1,5 kilometer baru bisa dibawa ambulans, sampai di klinik, bidan sempat merawat hingga pagi hari namun merujuk istri dan anak saya ke Rumah Sakit Praya," cerita Riaji.

Riaji mengatakan, bayinya tidak menangis keras seperti bayi lainnya. Suara sang bayi bahkan tersendat seperti orang yang kesulitan bernapas.

Sumber: Tribun Lombok
Halaman 1 dari 3
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved