Pesawat Jatuh

TNI AU Kerahkan Helikopter Super Puma dari Bogor untuk Evakuasi Kapolda Jambi

Ikut dalam Heli H-3211, satu tim Search and Rescue (SAR) Batalyon Komando 462 Pasgat berjumlah 7 personel dipimpin Danyon 462 Pasgat Letkol Junaidi.

|
Editor: Dion DB Putra
TRIBUNNEWS.COM
TNI Angkatan Udara kerahkan helikopter Super Puma dari Bogor untuk evakuasi Kapolda Jambi dan penumpang heli lainnya. 

Kapolda Jambi Irjen Rusdi Hartonomenjadi korban yang mengalami luka paling parah dalam kecelakaan helikopter Super Bell 300 itu. Jenderal bintang dua itu mengalami luka patah tangan.

"Pak Kapolda mengalami luka, yang lainnya kondisinya stabil secara bertahap," ujar Kadiv Humas Polri Irjen Dedi Prasetyo kepada wartawan, Senin (20/2/2023).

"Kondisi beliau stabil. Jam 4 pagi tadi Kapolres Kerinci dan 9 personel Brimob sudah di lokasi," tukasnya.

Hal itu juga dibenarkan Kabid Humas Polda Jambi, Kombes Pol Mulia Prianto. Ia menyebutkan bahwa informasi tersebut datang dari kru Dirreskrimum Polda Jambi, Kombes Andri Ananta, yang juga merupakan salah satu penumpang heli

"Informasi dari Dirreskrimum, seperti itu, tetapi patah atau tidaknya kita tunggu dari tim medis yang berada di titik koordinat," kata Mulia.

Terkendala medan dan cuaca

Untuk proses evakuasi, Kadiv Humas Polri Irjen Dedi Prasetyo menyebut, pihaknya memaksimalkan evakuasi melalui udara lantaran proses evakuasi jalur darat melalui proses panjang.

Menurut Dedi, evakuasi dengan menggunakan jalur darat tidak memungkinkan lantaran bentang alam di sana merupakan hutan lebat dan perbukitan.

"Kondisi mereka sudah stabil dan akan kita evakuasi dengan menggunakan helikopter. Kalau via darat akan sulit," ujarnya.

Sementara proses evakuasi melalui jalur udara hanya menghabiskan waktu 1,5 jam lebih cepat menuju rumah sakit.

"Kalau jalur udara 1,5 jam kita harapkan bisa lebih cepat. RS Kerinci juga sudah kita persiapkan juga untuk penanganan pertama korban," tukasnya.

Hanya saja proses evakuasi udara itu terkendala cuaca berkabut dan hujan. "Proses evakuasi masih berjalan, hari ini masih jalan. Baik tim darat maupun tim udara. Memang kendala yang paling utama adalah cuaca di sana," ujar Irjen Dedi Prasetyo.

Ia menuturkan cuaca buruk yang dihadapi berupa kabut hingga intensitas hujan yang tak menentu.

"Cuaca (buruk) baik berkabut maupun tiba-tiba hujan ini yang menghambat proses evakuasi yang dilakukan kemarin pada hari minggu," ungkapnya. (tribun network)

 

Sumber: Tribunnews
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved