Khazanah Islam

Rukun dan Syarat Sah Puasa Ramadhan hingga Hal-hal yang Membatalkan Puasa

Puasa merupakan ibadah yang dilaksanakan dengan menahan diri dari rasa haus dan lapar serta menahan diri dari godaan hawa nafsu. Berikut penjelasannya

Editor: Sirtupillaili
TRIBUNLOMBOK.COM/REZA EKA ADI NUGRAHA
Masjid Hubbul Wathan, Islamic Center NTB merupakan salah satu ikon NTB. Berikut penjelasan mengenai ibadah puasa. 

Sehingga membolehkan berpuasa berdasarkan ilmu tersebut bagi yang menghisab dan yang mempercayainya.

Syarat-syarat Sah Puasa

Ilustrasi berdoa. Berikut ini akan dijelaskan bacaan niat puasa sunah di bulan Dzulhijjah, mulai puasa sunah Dzulhijjah, puasa sunah Arafah, dan puasa sunah Tarwiyah berikut keutamaannya.
Ilustrasi berdoa. Berikut ini akan dijelaskan bacaan niat puasa sunah di bulan Dzulhijjah, mulai puasa sunah Dzulhijjah, puasa sunah Arafah, dan puasa sunah Tarwiyah berikut keutamaannya. (pixabay.com)

Syarat sah puasa ada empat, yaitu beragama Islam, berakal, suci dari haid dan nifas, dan mengetahui waktu yang dihadapinya atau yang dibolehkan puasa padanya.

Bukan hari raya atau hari tasyrik dan memang bulan Ramadhan bagi yang berpuasa Ramadhan.

Syarat Wajib Puasa

Kemudian syarat wajib puasa ada lima, yaitu: beragama Islam, dituntut oleh hukum agama (sebab sudah dewasa lagi berakal).

Kemudian kuat mengerjakan puasa karena badannya sehat, tidak pikun, dan bukan kanak-kanak.

Sehat yakni tidak sakit keras sehingga tidak kuat baginya berpuasa, dan penduduk tetap tidak sedang berpergian jauh.

Rukun Puasa

Rukun puasa ada tiga yaitu berniat pada malam hari setiap untuk puasa fardhu, meninggalkan setiap yang membatalkan puasa dengan sadar dan atas kehendak sendiri.

Serta tidak karena bodoh yang ma’dzur dan berpuasa bukan sekedar tidak makan atau minum karena bertapa.

Wajib Qadha dan Kifarat Puasa

Wajib mengqadha puasa dan membayar kifarat yang berat serta dihukum tazir bagi orang yang membatalkan puasa Ramadhan karena bersetubuh, ia berdosa karena bersetubuh dalam keadaan berpuasa.

Penjelasan:

1. Membatalkan puasa bukan karena bersetubuh yaitu, karena makan atau mengeluarkan mani (mastur basi) tidak wajib membayar kifarat.

Halaman
123
Sumber: Tribun Lombok
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved