Berita Lombok Utara

Sate Tanjung Pojoan Suginten Lombok Utara, Eksis Sejak 1978, 1.200 Tusuk Ludes Setiap Hari 

Sepanjang jalan di Kecamatan Tanjung, wisatawan akan melihat banyak pedagang Sate Tanjung yang menjajakan jualannya di pinggir jalan.

Penulis: Ahmad Wawan Sugandika | Editor: Robbyan Abel Ramdhon
TRIBUNLOMBOK.COM/AHMAD WAWAN SUGANDIKA
Sate Tanjung Pojoan Suginten Lombok Utara, Eksis Sejak 1978, 1.200 Tusuk Ludes Setiap Hari  - Warung Sate Tanjung Pojo'an Suginten Milik Ibu Meno, di Tanjung, Kabupaten Lombok Utara. 

Laporan Wartawan TribunLombok.com, Ahmad Wawan Sugandika

TRIBUNLOMBOK.COM, LOMBOK UTARA - Jika berkunjung ke Kecamatan Tanjung di Kabupaten Lombok Utara (KLU), terdapat makanan khas yang sering menjadi daya tarik wisatawan di tempat tersebut.

Kuliner itu adalah Sate Tanjung. Nama sate ini diambil dari lokasi tempatnya banyak dijual, Kecamatan Tanjung.

Sepanjang jalan di Kecamatan Tanjung, wisatawan akan melihat banyak pedagang Sate Tanjung yang menjajakan jualannya di pinggir jalan.

Sate Tanjung Pojoan Suginten salah satu pedagang yang menjual sate ikan khas Tanjung di KLU.

Baca juga: Pemkab Lombok Utara Siapkan Dana BTT Rp 4 Miliar di APBD 2023

Sate dengan bahan dasar utama ikan ini telah eksis berjualan sejak puluhan tahun yang lalu, yakni di tahun 1978. 

Kepada TribunLombok.com, Ibu Meno pemilik Sate Tanjung Pojoan Suginten ini mengatakan, kekhasan yang dimiliki Sate Tanjung Pojoan Suginten berasal dari bumbunya yang sudah diwariskan turun temurun melalui keluarga. 

"Sate ikan kami ini resepnya turun temurun, sudah dari 1978 kami jualan di sini," ucap Ibu Meno, Sabtu (21/1/2023).

Dikatakan Meno, proses pembuatannya pun tidak mudah, ada setidaknya 8 orang yang mempersiapkan bahan dan pengolahan hingga dijual.

Baca juga: Wisata Lombok Sate Tanjung, Sate Ikan Legendaris yang Eksis Sejak Zaman Kolonial Belanda

"Ada 8 orang, yang masing masing dari mereka merupakan keluarga sendiri, setiap harinya mereka di rumah bekerja dari subuh hingga nanti siapnya Sate Tanjung ini dijual pada pukul 10 pagi," tuturnya.

Ibu Meno yang tetap mempertahankan resep turun temurun ini mengaku, setiap hari penjualan Sate Tanjung miliknya bisa menghabiskan 1.200 tusuk. 

"Jika hari biasa, kita penghabisannya itu bisa sampai 1.200 tusuk, namun jika hari libur 1.400 hingga 2 ribu tusuk," ungkapnya.

Walaupun rahasia, dikatakannya salah satu resep utama Sate Tanjung ini terletak pada bumbu balurnya.

Di mana di dalamnya ada ikan yang dibelender bersama dengan bumbu-bumbu lain seperti cabe, kunyit, dan rempah-rempah lain.

"Banyak yang salah sangka, dipikirnya kita bumbunya ini menggunakan tepung, tapi ikan yang kita belender bersama dengan bumbu yang lain," sebutnya.

Bahan dasar Sate Tanjung ini pun biasanya menggunakan 3 jenis ikan, di antaranya ikan marlin, ikan tuna, hingga ikan tongkol.

Prosesnya terlebih dahulu ikan tersebut akan dipisahkan dari tulangnya, kemudian dipotong berbentuk dadu, ditusuk, dan dibaluri dengan bumbu rahasia yang ada, kemudian dibakar, sebelum siap untuk hidangkan.

Halaman
12
Sumber: Tribun Lombok
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved