Berita Lombok Tengah

7 Kilometer Jalan ke Proyek Kereta Gantung Rinjani di Lombok Tengah Bakal Diperlebar

Jalan proyek Kereta Gantung Rinjani yang akan dilebarkan nantinya minimal menjadi 6 meter sesuai kebutuhan dari pihak investor

Penulis: Lalu Helmi | Editor: Wahyu Widiyantoro
TRIBUNLOMBOK.COM/LALU HELMI
Kepala Dinas PUPR NTB, Ridwan Syah. Jalan proyek Kereta Gantung Rinjani yang akan dilebarkan nantinya minimal menjadi 6 meter sesuai kebutuhan dari pihak investor. 

Laporan Wartawan TribunLombok.com, Lalu Helmi

TRIBUNLOMBOK.COM, MATARAM - Pembangunan proyek Kereta Gantung Rinjani telah dimulai.

Groundbreaking atau peletakan batu pertama proyek ambisius senilai Rp 2,2 triliun itu sudah dilakukan pada 18 Desember 2022 lalu.

Meski demikian, pembangunan proyek Kereta Gantung Rinjani masih menjadi polemik ditengah masyarakat bahkan hingga kini juga belum mengantongi Amdal.

Namun pihak investor sendiri sudah berencana hendak melebarkan jalan sepanjang 7 kilometer di kawasan Desa Karang Sidemen, Kecamatan Batukliang Utara, Lombok Tengah, yang merupakan lokasi pembangunan kereta gantung Rinjani.

“Ada dua usulan sebenarnya. Usulan pertama adalah peningkatan status jalan kabupaten menjadi jalan provinsi, dan kedua pelebaran jalan dari pintu gerbang ke atas. Pilihannya pelebaran. Kita sudah melakukan survei dan desainnya sedang kita siapkan. Walaupun nanti pembangunan (pelebaran jalan) menjadi tanggungjawab investor,” kata Kepala Dinas PUPR NTB, Ridwan Syah pada Senin (16/1/2023).

Baca juga: Peletakan Batu Pertama Kereta Gantung Rinjani Dijadwalkan 17 Desember Mendatang

Ridwan Syah menjelaskan, jalan yang akan dilebarkan nantinya minimal menjadi 6 meter sesuai kebutuhan dari pihak investor, yang pembangunannya dimulai dari Desa Karang Sidemen, Kecamatan Batukliang Utara, Lombok Tengah.

“Jadi kita akan bangun pelebaran jalan dari gerbang ke atas minimal lebarnya 6 meter, sesuai dengan kebutuhan mereka (investor). Cuma konsekuensinya ketika jalan dilebarkan enam meter, maka akan ada pembebasan lahan kiri dan kanan. Sekarang ini sedang berproses di kehutanan,” jelasnya.

Ia juga menegaskan terkait dengan dukungan dari PU terhadap pembangunan infrastruktur guna mendukung pambangungan kareta kantung Rinjani yang akan dilakukan pihak investor, tentu sangat mendukung.

“Jadi PU terkait dengan infrastruktur pastilah (dukung), belum nanti masalah air bersih, tapi sementara ini jalan dulu,” tegasnya.

Disinggung soal besaran anggaran yang nanti akan digelontorkan untuk pelabaran jalan sepanjang 7 kilometer tersebut? Kata Ridwan Syah, diperkirakan akan menelan biaya mencapai Rp 15 miliar.

Namun pihaknya kembali menegaskan bahwa anggaran tersebut, bukan berasal dari Pemerintah Provinsi (Pemprov) NTB, melainkan dari investor proyek kereta gantung Rinjani, yakni PT Indonesia Lombok Resort.

“Jadi rencananya nanti investor yang akan membiayai semuanya, bukan pemerintah daerah. Karena ini untuk kepentingan mereka (investor), dan jalan ini juga non status, bukan jalan provinsi atau kabupaten. Tapi jalan itu di areal menuju lokasi ke sana (pembangunan kereta gantung Rinjani) jalannya non status. Karena arealnya melewati hutan, jadi kewenangan di Kesatuan Pengelolaan Hutan (KPH),” kata mantan Asisten II Setda Provinsi NTB ini.

Ridwan Syah juga menegaskan, untuk standar jalan yang nanti akan dilebarkan sesuai dengan standar PUPR.

“Jadi kami sudah desainkan sesuai standar PU. Kemudian nanti kami akan serahkan kepada investor. Terserah dia (investor) seperti apa akan membangunnya. Tetapi tetap dalam pengawasan kami, supaya memenuhi standar PU,” tegasnya.

Sumber: Tribun Lombok
Halaman 1/2
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved