Kota Mataram Dijuluki Kota Seribu Sampah, Berikut Temuan Tim Ekspedisi Sungai Nusantara
Tim Ekspedisi Sungai Nusantara (ESN) bersama Wahana Lingkungan Hidup Indonesia (Walhi) NTB melakukan investigasi sungai-sungai di Kota Mataram.
Penulis: Laelatunniam | Editor: Sirtupillaili
Laporan Wartawan TribunLombok.com, Laelatunni'am
TRIBUNLOMBOK.COM, MATARAM - Tim Ekspedisi Sungai Nusantara (ESN) bersama Wahana Lingkungan Hidup Indonesia (Walhi) NTB melakukan investigasi terhadap sungai-sungai di Kota Mataram.
Hasil investigasi ditemukan bahwa sungai-sungai di Kota Mataram dalam kondisi sangat mengkhwatirkan, aliran sungai dipenuhi sampah.
Terutama sampah-sampah plastik jenis tas kresek, botol plastik, styrofoam dan sachet sabun.
Terlebih penduduk Kota Mataram tidak sepadat kota besar lainnya, akan tetapi presentase sampah sungai Kota Mataram tidak jauh beda dengan pulau Jawa yang padat penduduk.
Prigi Asriandi, tim peneliti ESN menyebut Lombok terkenal dengan pulau seribu masjid.
Baca juga: Pekan Pertama 2023, Polresta Mataram Tangkap Pelaku Pengedar Sabu di Kota Mataram
Akan tetapi sayang sekali itu tidak barengi dengan pengelolaan sampah yang baik.
Sehingga dia memberi kritik dengan menjukuki Mataram sebagai kota dengan seribu sampah.
Sebab saat ini sungai-sungai di Kota Mataram sudah tercemar partikel mikroplastik.
Lebih detail, Prigi menjabarkan, tim mengambil sampel air pada lima lokasi sungai di Kota Mataram.
Lima lokasi tersebut di Kali Ning wilayah Monjok, Kokok Jangkuk Udayana, Kokok Jangkuk Ampenan, Meninting dan Gegerung.
Dari hasil penelitian, rata-rata terdapat 290 partikel mikroplastik dalam 100 liter air dan dan kandungan mikroplastik tertinggi ada di Kali Ning.
Informasi, mikroplastik adalah serpihan atau remahan plastik dengan ukuran lebih kecil dari 5 mm yang berasal dari pecahan plastik ukuran besar seperti tas kresek plastik bening, sampah pakaian, botol plastik, sterofoam dan sachet yang terfragmen karena arus air dan paparan matahari.
Prigi Asriandi lebih lanjut menjelaskan, mikroplastik memiliki efek kesehatan bagi manusia.
"Bahayanya, mikroplastik ini mirip dengan polankton, jadi tidak kasat mata. Nah apabila mikroplastik tertelan oleh ikan, maka sistem reproduksi dan pertumbuhan ikan menjadi rusak dan dapat memicu gangguan hormon manusia ketika dikonsumsi," jelas Prigi.
Terkahir, dengan kondisi sungai yang sudah sangat mengkhawatirkan, pihaknya ingin pemerintah Kota Mataram segera melakukan penanganan serius terkait masalah sampah sungai.
Sisi lain, Direktur Walhi NTB Amri Nuryadi menyampaikan, permasalahan sampah sungai di kota Mataram ini disebabkan karena tidak adanya infrastruktur pengelolaan sampah yang baik.
Hal ini terlihat dari tidak adanya tempat sampah atau sistem pengelolaan yang memadai pada tiap kelurahan atau desa.
Sehingga warga membuang sampah pada selokan dan sungai.
Tim Ekspedisi Sungai Nusantara juga menemukan warga secara sadar membuang sampahnya langsung ke aliran sungai.
Ini juga yang menjadi pemicu kondisi sampah Sungai kota Mataram, karena rendahnya kepedulian warga pada pentingnya fungsi sungai dan acuh pada dampak lingkungan sampah sungai.
Terkait hal ini, Kepala Dinas Lingkungan Hidup Kota Mataram HM Kemal Islam yang dikonfirmasi terkait isu ini belum memberikan jawaban.
Pemkot Mataram sendiri memiliki program penanganan sampah seperti Pilsadar (Pilah Sampah dari Rumah) dan Magotisasi.
Program ini bertujuan menggugah kesadaran warga agar tidak membuang sampah sembarangan.
(*)
Kunjungan Wapres Gibran ke Pasar Kebon Roek, Mohan Bantah Ada Pembahasan Infrastruktur Rusak |
![]() |
---|
Suka Duka Kunjungan Gibran di Pasar Kebon Roek, Warga Tak Dapat Foto hingga Dagangan Terinjak |
![]() |
---|
Kunjungi Pasar Kebon Roek Mataram, Wapres Gibran Diserbu Emak-emak hingga Beli Ketupat |
![]() |
---|
Pemkot Mataram Tindak Tegas Praktik Beras Oplosan, Sasar Seluruh Wilayah yang Jadi Lokasi Permainan |
![]() |
---|
KMP Tanjung Karang Siapkan Stokis Bagi Pelaku Wisata dan Nelayan di Kota Mataram |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.