Natal dan Tahun Baru

Indonesia Masih Tergantung Impor untuk Komoditas Kedelai, Bawang Putih dan Daging Sapi

Sebelumnya untuk rencana importasi kedelai, Bulog menyebut, masih menemui kendala dalam izin dan karantina di negara asal.

Editor: Dion DB Putra
WARTA KOTA
Ilustrasi daging sapi. Indonesia masih tergantung impor untuk tiga komoditas pangan yaitu kedelai, daging sapi dan bawang putih. 

Buwas mengatakan, impor kedelai dilakukan oleh pihaknya sendiri. Ia mengatakan, dengan impor yang dilakukan sendiri akan membuat harga yang didapatkan lebih rendah. Sehingga perajin tahu tempe dapat membeli kedelai paling tinggi Rp 11.000 per kilogram.

Sayangnya Buwas mengungkap, persoalan impor yak semudah itu. Terutama perizinan hingga karantina dari negara asal atau saat di Indonesia.

Anggota Komisi IV DPR RI Darori mengatakan, tiga komiditi pangan yakni bawang putih daging dan kedelai memang belum mampu dipenuhi seluruhnya dari dalam negeri. Terlebih bawang putih yang masih mengandalkan impor.

Untuk mengatasi kekosongan stok di tengah menunggu datangnya impor, maka Darori meminta pemerintah menghitung dengan cermat kebutuhan pangan tersebut.

Pasalnya kini pemerintah harus berhati-hati adanya potensi negara importir membatasi ekspor pasokan pangan mereka.

"Perlu hitungan yang cermat dan negara-negara importir juga sekarang hati-hati untuk jaga-jaga kemungkinan terjadi krisis pangan," kata Darori. (kontan)

Stok dan harga terkendali

Kementerian Perdagangan (Kemendag) mengklaim stok dan harga bahan pangan terkendali menjelang hari Natal dan Tahun Baru (Nataru) 2023.

Menteri Perdagangan (Mendag) Zulkifli Hasan menyampaikan harga kebutuhan pangan di pasar tradisional hingga ritel modern stabil.

Hasil pemantauanya di Superindo, tercatat harga gula Rp 13.500 per kg, telur Rp 27.000 per kg, minyak goreng Rp 14.000 hingga Rp 21.900 per liter, daging sapi Rp 130.000 per kg, bawang putih Rp 26.950 per kg, ayam Rp 34.000 per kg, serta beras premium sesuai harga eceran tertinggi (HET) yaitu Rp12.800 per kg.

Sementara berdasarkan pemantauan Sistem Pemantauan Pasar dan Kebutuhan Pokok (SP2KP) Kemendag, harga telur ayam ras dan cabai mulai turun. Sementara komoditas lainnya relatif stabil.

"Harga rata-rata nasional telur ayam ras Rp 31.500 per kg, 8,6 persen di atas harga acuan di tingkat konsumen sebesar Rp 27.000 per kg akibat peningkatan permintaan," kata Mendag.

Mendag menjelaskan, saat ini harga di tingkat peternak (farmgate) di sekitar Rp 25.000 per kg mulai turun dari minggu-minggu sebelumnya yang mencapai Rp27.500 per kg. Sedangkan, harga Cabai tercatat turun sekitar 2,4 persen dibandingkan minggu sebelumnya seiring pasokan dari sentra yang mulai meningkat.

Mendag juga meminta pemerintah daerah turun tangan jika terdapat kenaikan harga pangan lebih dari 5 persen dari harga acuan di wilayahnya.

Intervensi itu dilakukan melalui subsidi biaya transportasi angkut maupun subsidi harga. Subsidi bahan pangan itu masuk dalam komponen Belanja Tidak Terduga (BTT) yang diambil 2 persen dari Dana Transfer Umum (DTU) setiap daerah.

"Kalau harganya naik lebih 5 persen, wali kota akan turun tangan. Pemerintah akan melakukan segala upaya agar barangnya tersedia dan harganya terjangkau," papar Mendag. (kontan)

 

Sumber: Kontan
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved