619 Anak di Bantul Kena TBC, Kadinkes: Sering Digendong, Diciumi Orang Dewasa, Itu Berisiko Tertular

Kadinkes Bantul sebut ada 619 kasus TBC pada anak sejak Januari-November 2022. Diduga anak-anak itu tertular akibat digendong dan dicium orang dewasa.

Editor: Irsan Yamananda
iStock/ matka_Wariatka
Ilustrasi - Kadinkes Bantul sebut ada 619 kasus TBC pada anak sejak Januari-November 2022. Diduga anak-anak itu tertular akibat digendong dan dicium orang dewasa. 

Oleh karena itu pendampingan bagi pasien TBC agar dapat menjalani pengobatan sampai tuntas sangat dibutuhkan.

TBC itu pasti bisa disembuhkan kalau dia minum obat, rutin, tidak putus selama kurung waktu dosis yang ada, biasanya 6 bulan. Berbagai alasan menjadi penyebab pasien berhenti minum obat, seperti lupa dan kurangnya pemahaman terkait pengobatan TBC ,” ucapnya.

“Maka kalau sudah ketemu harus ada pendamping minum obat (PMO) di keluarga, karena potensi lupa itu tinggi sekali kalau pengobatannya dalam kurun waktu lama,” ucapnya.

Dengan masih banyaknya pasien yang belum terdeteksi, dirinya pun mengimbau agar masyarakat dapat segera memeriksakan diri jika mengalami gejala-gejala TBC , seperti batuk dalam kurun waktu lama yang disertai demam dan penurunan berat badan. Jika ada gejala tersebut, maka harus segera diperiksakan ke puskesmas dan bersedia diambil sampel dahaknya.  

Sebagai upaya untuk mengantisipasi penyebaran TBC , Bupati Bantul telah menginstruksikan Dinkes untuk melakukan screening, terutama di komunitas-komunitas seperti pondok pesantren, sekolah dan perusahaan-perusahaan.

“Bupati menginstruksi ke kita untuk screening pesantren dengan dimulai target 10 ribu santri di 4 pesantren besar. dan akan diikuti pesantren yang lain. Ini peluang kita untuk penanggulangan TBC , jika sudah berhasil di pesantren, harusnya lebih mudah untk screening ke sekolah-sekolah termasuk pabrik-pabrik di Bantul ,” katanya.  

Selain itu, beberapa upaya telah dilakukan untuk menekan angka penularan penyakit TBC di Kabupaten Bantul .

Salah satunya adalah memberikan Terapi Pencegahan TBC (TPT) bagi kontak erat pasien TBC , menguatkan jejaring internal dan eksternal fasilitas kesehatan, serta kolaborasi multi sector melalui pendekatan District based Public Private Mix (DPPM).

Melalui pendekatan DPPM, Dinas Kesehatan Bantul, fasilitas kesehatan, dan komunitas saling berkolaborasi untuk meningkatkan angka penemuan kasus TBC serta memastikan pasien mendapatkan pengobatan sesuai standar dan berpusat pada pasien.

Salah satu pihak yang fokus dalam penanggulangan TBC adalah Sub Sub Recipient (SSR) Sinergi Sehat Indonesia Bantul yang selama ini terus berperan dalam penemuan kasus TBC melalui tracing.
 
Kepala SSR Sinergi Sehat Indonesia Nurholis Majid menyatakan bahwa pihaknya turut mendorong adanya penemuan kasus TBC.

Baca juga: Ini Penyebab dan Gejala TBC, Indonesia Capai 824 Kasus

Salah satunya dengan mengerahkan tiga koordinator kader yang dibawahnya lagi ada 97 kader yang tersebar di seluruh Kabupaten Bantul .  

“Kita dorong mereka untuk menanyakan ke puskesmas apakah ada kasus TBC atau tidak. Begitu ada satu kasus, temen-teman akan datang ke rumahnya dan sekeliling untuk melakukan screening. Kita screening sekitar 20 orang, jika ada kecurigaan TBC akan langsung diarahkan pemeriksaan di puskesmas,” katanya.

Selain melakukan tracing untuk pasien baru, pihaknya juga melakukan pelacakan dan edukasi pasien TBC putus berobat, serta pendampingan pasien TBC .

Pihaknya akan memastikan bahwa proses pengobatan dapat terus dilakukan.  

Jika ditemukan ada pasien yang tidak mau berobat, maka selain kader akan tim khusus lain untuk melakukan pendekatan.

Halaman
123
Sumber: Tribun Jogja
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved