Berita Lombok Timur

Konsisten Jaga Ekosistem Penyu di Labuhan Haji, Sunrise Land Lombok Dapat Bantuan BKSDA

Tayang: Rabu, 21 Desember 2022 11:10 WITA

Penulis: Ahmad Wawan Sugandika | Editor: Robbyan Abel Ramdhon

TRIBUNLOMBOK.COM/AHMAD WAWAN SUGANDIKA

Konsisten Jaga Ekosistem Penyu di Labuhan Haji, Sunrise Land Lombok Dapat Bantuan BKSDA - Bayyinaturrosyi pengelola tempat konservasi penyu di Sunrise Land, Labuhan Haji sedang memperlihatkan penyu yang dirawatnya.

Baca Selanjutnya:

SOTK Baru Pemprov NTB Belum Diberlakukan Tahun 2025, Masalah Keuangan Jadi Alasan

Laporan Wartawan TribunLombok.com, Ahmad Wawan Sugandika

TRIBUNLOMBOK.COM, LOMBOK TIMUR - Duta Penyu Sunrise Land Lombok mendapatkan bantuan alat konservasi penyu dari Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB).

Bantuan alat tersebut diberikan BKSDA NTB sebagai dedikasi Sunrise Land Lombok selama ini dalam menjaga kelestarian penyu di NTB, khususnya di Pantai Lombok, Lombok Timur.

Perwakilan BKSDA NTB Fahrul Hadi setelah dikonfirmasi TribunLombok.com, Selasa (20/12/2022) mengatakan, peralatan diberikan melihat dari rangkaian kesigapan Sunrise Land Lombok sejauh ini dalam melestarikan penyu.

"Melihat kesigapan duta penyu Sunrise Land Lombok dalam melindungi satwa liar di wilayah Pantai Labuhan Haji mendorong kami untuk ikut ambil bagian," ucapnya.

Lebih lanjut dia menyampaikan, pihaknya melihat kelompok pelestari penyu Sunrise Land Lombok tidak bisa tinggal diam melihat satwa dilindungi ini diganggu habitatnya.

Terlebih di sekitaran pantai Labuhan Lombok yang awalnya dinilai kumuh dan dipenuhi sampah oleh kebanyakan masyarakat.

Karena itu BKSDA NTB memberi dukungan dengan beberapa peralatan untuk mendukung patroli pantai dan penetasan semi alami.

Dukungan tersebut, kata dia, merupakan bentuk dari sinergi pemerintah dengan masyarakat dalam melakukan konservasi satwa yang dilindungi di Provinsi NTB.

"Sinergi untuk Konservasi," imbuhnya.

Sementara itu, Direktur Sunrise Land Lombok Qori' Bayyinaturrosyi mengucapkan terima kasih atas bantuan peralatan dari BKSDA NTB tersebut.

Sebelumnya, kata pria yang akrab disapa Rossi, BKSDA NTB juga pernah memberikan penghargaan dari Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Provinsi NTB atas partisipasinya dalam melepaskan spesies penyu di pantai tersebut.

Ia menceritakan Perjalanan Sunrise Land Lombok dalam melakukan konservasi penyu di Pantai Labuhan Haji, yang berujung pada terbentuknya duta penyu di destinasi wisata tersebut.

"Iya itu, perjalanannya cukup panjang dan melelahkan, karena betul-betul berangkat dari nol," tuturnya.

Awalnya, kata dia, para pengelola Sunrise Land Lombok sama sekali tidak punya dasar pengetahuan untuk merawat anak penyu.

Namun, ujarnya, berkat tekad dan keyakinan yang kuat untuk mengembangkan destinasi wisata pantai dengan konsep konservasi, edukasi dan pemberdayaan ekonomi.

Akhirnya mereka memberanikan diri untuk membangun komunikasi dengan berbagai pihak dan stakeholder, salah satunya ialah dengan BKSDA Provinsi NTB dan sejumlah akademisi di bidang konservasi penyu.

"Setelah kami membangun komunikasi, alhamdulillah akhirnya direspons oleh BKSDA NTB dan beberapa akademisi dari beberapa Perguruan tinggi," ucapnya.

Berangkat dari sanalah kemudian, lanjut Qori, duta penyu Sunrise Land Lombok terbentuk, yang tugasnya itu khusus mengurus dan merawat anak penyu yang menetas di Sunrise Land Lombok.

Adapun jenis penyu yang dikonservasi ialah jenis anak penyu pasir hitam atau penyu lekang yang saat ini sudah cukup langka di Indonesia.