Berita Politik Nasional
PSI Kehilangan Banyak Kader Potensial, Pengamat: Yang Diperjuangkan Hanya Omong Kosong
Kemudian pada tahun 2022, kader PSI yang cukup banyak dikenal publik tetapi mundur adalah Tsamara Amany.
TRIBUNLOMBOK.COM - Belakangan deretan kader PSI ramai-ramai hengkang dari partai.
Cabutnya kader PSI dari tempat mereka berproses dimulai pada tahun 2021 oleh Sunny Tanuwidjaja.
Kemudian pada tahun 2022, kader PSI yang cukup banyak dikenal publik tetapi mundur adalah Tsamara Amany.
Menurut pengamat politik dari Universitas Al Azhar Indonesia, Ujang Komarudin, mundurnya sejumlah kader PSI di waktu yang hampir bersamaan dianalisis akibat tak ada kesamaan visi.
Baca juga: PSI Sebut Nomor Urut Parpol di Pemilu Tidak Mempengaruhi Kalah Menang Kontestan
Ia berpendapat, apa yang diperjuangkan PSI tak jelas bahkan dianggap omong kosong belaka.
Ujang menyebut, di awal kemunculannya, PSI sering berselogan dengan nilai-nilai idealisme, nilai perjuangan, kepentingan rakyat, keadilan hingga memberantas korupsi.
"Itu hanya slogan dan omong kosong," ujarnya ketika dihubungi Tribunnews.com, Sabtu (17/12/2022).
Ujang menyarankan PSI berfokus untuk bersikap objektif dalam berpolitik sehingga dapat menjadi partai besar.
Baca juga: Elite DPP PSI Ramai-ramai Mundur, Dian Sandi Utama Pastikan PSI NTB Tetap Solid
Alih-alih berpihak pada rezim dan melindungi dari kritik.
Selain itu, Ujang juga melihat banyak kader PSI mundur lantaran partai yang berdiri tahun 2014 itu hanya mengakomodir oligarki dan elit partai saja.
"Dan kepentingan kelompok-kelompok oligarki di PSI saja yang berkuasa dan yang lain tidak nyaman. Tentu terus pindah ke partai lain atau mencari aktivitas sosial yang lain," katanya.
Ujang mengatakan fenomena deretan kader PSI yang mundur ini telah diprediksi oleh dirinya sejak lama.
Ia menganggap keberadaan PSI sebagai partai politik (parpol) akan berkembang seperti partai lain yaitu bersifat pragmatis.
"Saya sih dari dulu sudah menganalisa bahwa PSI bukanlah alat perjuangan yang ideal karena pasti akan sama dengan partai lain yang sifatnya pragmatis saja."
"Dan terbukti analisa saya sejak lama ternyata betul, hanya pragmatis dan tidak ada nilai idealis," paparnya.
Sumber: Tribunnews.com
Bergabung dengan Grup Telegram TribunLombok.com untuk update informasi terkini: https://t.me/tribunlombok.