Politik NTB
Majelis Adat Sasak Gelar 'Sangkep Beleq', Akan Bahas Konsolidasi Pencalonan untuk Pilkada NTB 2024?
Majelis Adat Sasak atau yang disingkat MAS akan menggelar acara 'Sangkep Beleq' atau 'Rapat Besar' pada 17-18 Desember 2022 mendatang.
Penulis: Lalu Helmi | Editor: Robbyan Abel Ramdhon
Baik yang menjadi birokrat, politisi, pendidik, hingga pengusaha.
“Makanya kita akan mengundang semua, mereka yang menjadi doktor, profesor, kepala daerah, ketua partai, tokoh agama, semuanya, kita akan tanya kalau kalian pernah hidup di pulau Lombok ini, lalu apa yang bisa kalian berikan untuk tanah air ini,” serunya berapi-api.
Saatnya mereka yang telah hidup dan besar di tanah Lombok memberikan sumbangsih pemikiran dan gagasannya dalam membangun pulau Lombok. Tanah di mana mereka besar dan menikmati banyak manfaat kehidupan darinya.
“Yang jadi ketua partai jangan hanya pikirkan partaimu, yang jadi pengusaha jangan hanya sibuk menumpuk harta, apa yang bisa kalian perbuat untuk bangsamu, bangsa Sasak yang jelek ini!” serunya.
Sementara itu, Ketua OC Sangkep Beleq 5 Lalu Wira Prima Putra mengatakan kegiatan ini merupakan kewajiban organisasi lima tahunan. Dan nantinya menjadi ajang untuk memilih kepengurusan yang baru periode 2022-2027.
“Kalau dalam organisasi biasanya disebut kongres atau musyawarah, kalau di MAS disebut Sangkep Beleq,” terangnya.
Akan ada pembahasan spesifik juga tentang AD/ART organisasi. Di samping juga pembahasan struktur yang baru.
“Termasuk juga memperbaiki kesan seolah MAS ini hanya diisi para bangsawan, tidak demikian, bahkan kita memberi ruang yang sangat besar bagi yang bukan bangsawan,” ujarnya.
Sementara itu, perwakilan SC Sangkep Beleq 5 HL Syafi’i mengatakan, selain menghimpun yang di pulau Lombok, Sangkep Beleq juga akan dihadiri oleh kelompok Bangsa Sasak yang mendiami negara lain.
“Ada yang dari Saudi, Malaysia, Thailand, Turki, dan lain sebagainya,” katanya.
Dalam momen itu, juga akan diberikan penghargaan bagi warga Sasak yang berprestasi di bidangnya. Entah itu politik, pemerintahan, Seni, budaya, dan lain sebagainya.
“Kita melihat mereka sebagai kekayaan bangsa Sasak,” tegasnya.
Bergabung dengan Grup Telegram TribunLombok.com untuk update informasi terkini: https://t.me/tribunlombok.