Sekeluarga Tewas di Jakarta Barat

Polda Metro Jaya Akhirnya Bongkar Misteri Penyebab Kematian Satu Keluarga di Kalideres Jakarta Barat

Polda Metro Jaya akhirnya berhasil membongkar misteri penyebab kematian satu keluarga di Perumahan Citra Garden 1, Kalideres, Jakarta Barat.

Editor: Irsan Yamananda
Kolase TribunJakarta.com/Istimewa
Petugas PMI dan kepolisian menyemprot disinfektan dan menabur kopi di beberapa sudut rumah tempat penemuan satu keluarga tewas di Kalideres, tepatnya di Perumahan Citra Garden I, Jakarta Barat disemprot cairan disinfektan pada Sabtu (12/11/2022) malam.Polda Metro Jaya akhirnya berhasil membongkar misteri penyebab kematian satu keluarga di Perumahan Citra Garden 1, Kalideres, Jakarta Barat. 

TRIBUNLOMBOK.COM - Misteri penyebab kematian satu keluarga di Kalideres, Jakarta Barat akhirnya berhasil terungkap.

Hal ini membuat warga di sekitar Perumahan Citra Garden 1, Kalideres bisa bernapas lega.

Pasalnya, satu keluarga di Kalideres itu disebut meninggal dunia karena sakit yang wajar.

Hal ini diungkapkan oleh Kepolisian Daerah Metro Jaya dan tim gabungan.

Menurut mereka, keempat orang tersebut meninggal karena penyakit berbeda.

Selain itu, waktu kematian keempatnya juga berbeda-beda.

Kendati demikian, masih ada situasi tidak wajar terkait kematian keluarga di Kalideres tersebut.

Hal itu membuat anggota keluarga yang masih hidup tidak menguburkan keluarga yang sudah meninggal. 

Dokter Forensik Asri M. Pralebda membeberkan urutan kematian keempat anggota keluarga di Kalideres tersebut.

Selain itu, ia juga menjelaskan penyakit yang menyebabkan keempatnya meninggal dunia.

"Urutan kematian sebagai berikut. Pertama Rudyanto Gunawan (71) akibat permasalahan saluran cerna. Kedua Reni Margaretha (68) Gunawan karena kanker payudara. Ketiga adalah Budyanto (68) karena serangan jantung, dan terakhir Dian (42) disebabkan oleh gangguan pernapasan," katanya, Jumat (9/12/2022).

Alasan tak dimakamkan

Rudyanto Gunawan (71) diduga tewas pertama kali akibat masalah gangguan cerna.

Namun saat itu Rudyanto tak langsung dimakamkan karena keluarga itu tak mempunyai cukup uang.

Baca juga: Temukan Buku Mantra dan Kemenyan, Polisi Duga Ada Praktik Ritual Soal Kematian Keluarga di Kalideres

Mereka juga tak tahu hendak minta pertolongan siapa karena mereka keluarga yang tertutup dan sudah memutus kontak dengan keluarga dan pihak lain sejak lama.

Istri Rudyanto, Renny Margaretha (68) meninggal setelahnya, sekitar bulan Mei 2022, akibat kanker payudara.

Setelah itu, ada jeda yang cukup lama sebelum akhirnya Budyanto Gunawan (68) meninggal dunia. 

Budyanto adalah adik dari Rudyanto. Ia sempat menjual mobil hingga berupaya menjual rumah di Kalideres itu sebelum akhirnya meninggal dunia akibat serangan jantung. 

Sosok yang meninggal terakhir yakni Dian Febbryana (42), anak dari Rudyanto dan Margaretha. Dian meninggal akibat saluran pernapasan.

Adapun para ahli menilai, Dian mengalami situasi pathological grieving.

Dian dianggap membangun suatu keyakinan seolah-olah ibunya masih hidup sehingga ia hidup bersama jenazah ibunya. 

"Ada situasi denial anaknya, Dian, dalam bentuk pathological grieving. Dian membangun suatu keyakinan seolah-olah ibunya masih hidup. Jenazah Renny diperlakukan seperti orang yang masih hidup, dirawat, dibersihkan," kata Ketua Asosiasi Psikolog Forensik Indonesia, Reni Kusumowardhani dalam konferensi pers di Mapolda Metro Jaya, Jumat (9/12/2022).

Dalam kondisi tersebut, Dian kemudian menyusul sang ibu. Ia meninggal dunia di kamar yang sama. Dian diduga sengaja mengunci pintu kamar dari dalam lalu meninggal dunia.

Ambil hikmahnya

Ketua RT 007 RW 015 Kalideres, Asiung mengaku lega setelah misteri kematian keluarga Rudyanto terungkap.

"Ya kami lega ya. Jadi kami warga sekitar juga tentunya kemarin-kemarin kan menunggu sebab (kematian keluarga). Warga sekitar juga menanti. Kami jadi mengambil hikmahnya," kata Asiung, saat ditemui, Sabtu (10/12/2022) seperti dikutip dari Kompas.

Asiung mengatakan peristiwa yang dialami keluarga Rudyanto menjadi pembelajaran bagi ia sebagai Ketua RT dan warga-warganya.

"Karena kejadian ini, kami jadi mengambil hikmahnya. Pelajaran ke depannya, bagaimana bersosialisasi ke depannya agar lebih baik," ujar Asiung.

Baca juga: Petunjuk Penting untuk Ungkap Kematian Keluarga di Kalideres: Pesan Misterius, Bedak dan Lilin Merah

Dengan terungkapnya penyebab kematian keempat warganya itu, ia bersyukur tidak ada lagi spekulasi-spekulasi liar yang beredar.

"Jadi simpang siur spekulasi itu kan terbantahkan, kemarin sudah rilis pihak polisi dengan tim ahli forensik. Jadi warga tersebut meninggal karena sakit, tidak ada tindak pidana, tidak ada mengikuti sekte tertentu, semua sudah terbantahkan," kata dia.

Tak menyangka sakit

Asiung tidak menyangka bahwa satu keluarga itu meninggal dunia karena sakit.

Apalagi, menurut Asiung, tidak ada dari anggota keluarga itu yang bercerita mengenai penyakit mereka ke warga-warga.

"Warga responsnya rata-rata enggak menyangka saja, kenapa sakit kok enggak bilang, enggak minta bantuan dan lainnya," kata Asiung.

Ia juga berpendapat, Dian dan Budy bisa saja selamat jika mereka terbuka kepada tetangga.

"Warga enggak menyangka, sangat disayangkan kenapa enggak melapor, selagi kesusahan. Kalau saja mereka melapor dari awal mungkin dua orang terselamatkan (Dian dan Budy)," kata Asiung.

Di sisi lain, Asiung memaklumi keadaan Dian yang bisa saja dalam keadaan sangat berkabung atas kepergian kedua orangtuanya.

"Mungkin dia (Dian) juga syok ya, baru kehilangan orangtua. Jadi bingung, karena si Dian ini dekat sekali dengan mamanya dari kecil. Benar-benar terpukul dia. Kan ada cerita (pernyataan polisi), Dian beranggapan mamanya masih hidup. Jadi sugestinya tidak menerimalah, kenyataan," ujar Asiung.

Sementara itu, Tio, tetangga sebelah rumah tersebut juga tak menyangka.

Selama ini, Tio tak pernah mengetahui tanda-tanda keluarga itu sakit, baik obrolan dari rumah itu atau mungkin suara tangisan. 

Padahal, ia mengaku siap memberikan pertolongan jika diminta. 

"Saya juga mengingat-ingat, kok tidak ada suara tangisan atau apa kalau memang dalam keadaan demikian. Enggak menyangka, kalau bisa ditolong, ya ditolong," kata Tio di kediamannya, Sabtu kemarin.

"Saya enggak habis pikir deh. Kalau saya tahu kan, saya bisa tolong," ujar dia lagi.

(Kompas)

Sumber: Kompas.com
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved