Catatan Sepak Bola

Sekeping Kisah dari Iran

Iran sudah terlempar dari gelanggang Qatar 2022. Sang penakluk adalah musuh politiknya selama puluhan tahun, Amerika Serikat.

Penulis: Dion DB Putra | Editor: Robbyan Abel Ramdhon
AFP
Pemain Iran Ramin Rezian dipeluk pemain AS Antonee Robinson seusai pertandingan yang dimenangkan AS 1-0, hari Rabu dini hari WITA (30/11/2022). 

Pusat Hak Asasi Manusia di Iran (CHRI) yang berbasis di New York juga melaporkan Samak dibunuh pasukan keamanan saat perayaan kekalahan timnas Iran.

Tidak ada komentar segera tentang insiden tersebut dari pihak berwenang Iran. Fakta mengejutkan kemudian muncul, setelah gelandang internasional Iran Saeid Ezatolahi mengungkapkan bahwa dia mengenal Mehran Samak.

Anggota timnas Iran yang bermain melawan Amerika dan berasal dari Bandar Anzali itu mengunggah fotonya dengan korban, bersama di tim sepak bola remaja.

"Setelah kekalahan pahit tadi malam, berita meninggalnya Anda membakar hati saya," kata Ezatolahi di Instagram, yang menggambarkan Samak sebagai rekan setim masa kecil.

Dia tidak mengomentari keadaan kematian temannya tetapi berkata, "Suatu hari topeng akan jatuh, kebenaran akan terungkap."

"Ini bukan yang pantas didapatkan kaum muda kita. Ini bukan yang pantas diterima bangsa kita," tambah Saeid Ezatolah.

Ezatolahi, yang kecewa dengan hasil pertandingn terakhir timnya di Piala Dunia Qatar, dihibur rekan setimnya maupun para pemain AS setelah peluit akhir wasit berbunyi

Lagu kebangsaan

Kontroversi memang menyertai langkah timnas Iran di Piala Dunia 2022. Mereka memilih diam, tidak mau menyanyikan lagu kebangsaan saat laga perdana Grup B melawan Inggris pada 21 November 2022.

Hari itu Inggris permalukan Iran 6-2. Pascakejadian tersebut muncul laporan penguasa Iran memberikan tekanan keras kepada timnas Iran dan ofisialnya.

Akhirnya para pemain timnas Iran kembali menyanyikan lagu kebangsaan di dua pertandingan berikutnya, saat melawan Wales dan Amerika Serikat.

Kematian Mehran Samak yang dibunuh karena merayakan kekalahan timnas Iran dari Amerika Serikat, melahirkan ketegangan baru di negara yang berbatasan dengan Azerbaijan, Armenia, dan Laut Kaspia di utara tersebut.

Para pelayat terdengar meneriakkan kata-kata, "Matilah diktator" saat pemakaman Samak hari Rabu November 2022.

Seruan dalam video yang dibagikan CHRI itu ditujukan untuk pemimpin tertinggi Iran Ayatollah Ali Khamenei.

IHR mengatakan pihak berwenang Iran menolak menyerahkan jenazah pria itu kepada keluarga.

Halaman
1234
Sumber: Tribun Lombok
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved