Catatan Sepak Bola

Sekeping Kisah dari Iran

Iran sudah terlempar dari gelanggang Qatar 2022. Sang penakluk adalah musuh politiknya selama puluhan tahun, Amerika Serikat.

Penulis: Dion DB Putra | Editor: Robbyan Abel Ramdhon
AFP
Pemain Iran Ramin Rezian dipeluk pemain AS Antonee Robinson seusai pertandingan yang dimenangkan AS 1-0, hari Rabu dini hari WITA (30/11/2022). 

Tidak baik-baik saja

Pelukan emosional Robinson dan Rezian sungguh relevan dengan situasi dalam negeri Iran dewasa ini. Iran tidak sedang baik-baik saja.

Suhu politik di negeri yang berbatasan dengan lebih dari enam negara itu sedang panas. Ada indikasi kerenggangan sosial di negara multibudaya yang memiliki banyak kelompok suku dan bahasa tersebut.

Masih kental sikap anti pemerintah dari sebagian kelompok masyarakat sejak insiden yang menimpa perempuan Kurdi berusia 22 tahun, Mahsa Amini, bulan Sepetember 2022 lalu.

Cara mereka memprotes antara lain dengan merayakan kekalahan tim negara mereka dari Amerika Serikat di ajang FIFA World Cup 2022.

Di kampung halaman Mahsa Amini, misalnya, yang kematiannya pada 16 September 2022, memicu protes meluas di Iran, pengunjuk rasa melepaskan kembang api.

Sebuah video yang dibagikan di Twitter oleh aktivis Kurdi, Kaveh Ghoreishi menunjukkan di Kota Sanandaj, sejumlah orang bersorak sorai.

Bunyi klakson menggelegar setelah Amerika Serikat mencetak satu-satunya gol kemenangan ke gawang Iran dalam pertandingan tersebut.

Mengutip warta Kompas.com, perayaan kemenangan Amerika atas Iran menelan korban jiwa.

Seorang warga Iran ditembak mati pasukan keamanan gara-gara merayakan kekalahan tim nasionalnya dari Amerika.

Kekalahan tersebut menimbulkan tanggapan beragam dari pendukung pro dan anti-rezim Iran.

Banyak warga Iran enggan mendukung perjuangan Mehdi Taremi dkk di Qatar sebagai tanggapan atas tindakan keras pemerintah terhadap protes lebih dari dua bulan, yang dipicu kematian Mahsa Amini dalam tahanan.

Warga Iran bernama Mehran Samak ditembak mati setelah dia membunyikan klakson mobilnya di Bandar Anzali, kota di pantai Laut Kaspia barat laut Teheran.

Demikian menurut laporan kelompok hak asasi pada Rabu 30 November 2022, sebagaimana dilansir kantor berita AFP.

"Mehran Samak (27 tahun) menjadi sasaran langsung dan ditembak di kepala oleh pasukan keamanan... menyusul kekalahan tim nasional melawan Amerika", kata kelompok Hak Asasi Manusia Iran (IHR) yang berbasis di Oslo.

Halaman
1234
Sumber: Tribun Lombok
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved