Pilpres 2024
Isu PDIP Gabung Gerindra-PKB Menguat, Pengamat Ungkit Perjanjian Mega-Prabowo Tahun 2014
Hasto sekaligus merespons soal adanya kemungkinan PDIP merapat ke PKB-Gerindra dalam koalisi Kebangkitan Indonesia Raya (KIR).
Muzani menegaskan koalisi Gerindra-PKB merupakan koalisi terbuka terhadap semua partai politik.
Hal ini, kata dia, seusai dengan prinsip Ketum Partai Gerindra Prabowo Subianto yang menginginkan banyak partai yang bergabung dengan KIR untuk membangun Indonesia raya yang lebih baik.
"Prinsip Pak Prabowo adalah satu, Indonesia begitu besar, Republik Indonesia begitu luas, rakyatnya begitu banyak 270 juta, maka mengurus negara segede ini harus dengan kekuatan yang besar, termasuk dengan kekuatan partai politik yang juga besar. Diurus dua partai saja rasanya tidak cukup, tiga paratai belum tentu sanggup, karena itu lebih banyak lebih baik," tandasnya
Lunasi janji Megawati
Direktur Eksekutif Institute for Democracy and Strategic Affairs (Indostrategic) Ahmad Khoirul Umam, menilai ada kemungkinan PDIP merapat ke koalisi Gerindra dan PKB.
Umam mengatakan, kemungkinan PDIP gandeng Gerindra bisa saja terwujud berkaitan dengan adanya janji Ketum PDIP Megawati Soekarnoputri yang belum tuntas kepada Prabowo Subianto dalam perjanjian Batu Tulis pada 2009 silam.
Dalam perjanjian Batu Tulis, ada poin yang menyebut Megawati bakal mendukung Prabowo sebagai Capres di Pemilu 2014. Akan tetapi PDIP saat itu justru memberi tiket untuk Joko Widodo (Jokowi) yang maju dengan Jusuf Kalla (JK).
Umam menyampaikan sangat mungkin Pilpres 2024 menjadi momentum Megawati untuk melunasi janjinya pada Prabowo.
"Besar kemungkinan PDIP akan memveto Gerindra untuk mengunci posisi calon wakil presiden. Maka wacana tentang komposisi Prabowo-Puan kembali relevan dan layak diperhitungkan," ungkap Umam, Jumat (4/11/2022).
Kemungkinan duet Prabowo-Puan disebut Umam bisa saja semakin terbuka lantaran hingga kini Megawati tak kunjung memberikan restunya untuk kader PDIP lain seperti Ganjar Pranowo.
"Megawati tentu berpikir ulang, jika belum memegang kekuasaan ia (Ganjar Pranowo) sudah offside berkali-kali maka saat kekuasaan ia pegang, ia bisa berlari meninggalkan mekanisme kontrol yang dijalankan di internal partai," ujar Umam.
Umam juga menilai PDIP merupakan partai yang tak bergantung pada hasil survei elektabilitas figur capres. Ganjar yang memiliki elektabilitas mentereng di sejumlah survei, belum tentu dipilih Megawati.
"Jika dalam musim Pilpres ada yang ‘kegantengan’ datang dengan membawa elektabilitas tapi tidak memiliki kontribusi riil pada partai, maka wajar jika resistensi di internal partainya cukup tinggi," demikian Umam. (tribunnews)
Anda bisa dapatkan update berita setiap saat dari TribunLombok.com. Silakan bergabung di Grup Telegram "TribunLombok.com". Klik link https://t.me/tribunlombok, kemudian join.
:quality(30):format(webp):focal(0.5x0.5:0.5x0.5)/lombok/foto/bank/originals/Prabowo-Subianto-Puan-Maharani.jpg)