Harga Rumput Laut Semakin Menggiurkan, Potensi Cuan Bagi Warga Pesisir di Bima

DKP) Kabupaten Bima pun, mendorong masyarakat yang berada di wilayah pesisir laut, agar membudidaya rumput laut.

Penulis: Atina | Editor: Maria Sorenada Garudea Prabawati
TribunLombok.com/Istimewa.
Aktivitas petani rumput laut di Kecamatan Sape Kabupaten Bima, mencoba peruntungan cuan dari budidaya rumput laut. 

Laporan Wartawan TribunLombok.com, Atina

TRIBUNLOMBOK.COM, KOTA BIMA - Setahun terakhir, tren harga rumput laut terus menunjukan kenaikan. 

Tren ini menjadi harapan baru bagi masyarakat pesisir, agar dimanfaatkan menjadi pundi-pundi rupiah. 

Dinas Kelautan dan Perikanan (DKP) Kabupaten Bima pun, mendorong masyarakat yang berada di wilayah pesisir laut, agar membudidaya rumput laut. 

"Karena setiap tahun harga jualnya semakin tinggi," ungkap Kepala DKP Kabupaten Bima  Rendra Farid. 

Baca juga: Korem 162/WB Gelar TFG Antisipasi Ancaman Keamanan WSBK Mandalika 2022

Saat ini, harga rumput laut menembus angka hingga Rp 30 ribu perkilogram.

Jika dibandingkan tahun sebelumnya lanjut dia, harganya berkisar antara Rp 11 ribu sampai dengan Rp 12 ribu perkilogram. 

Menurut dia, harga rumput laut di Kabupaten Bima naik sejak tahun 2021 yang lalu.

Budidaya rumput lanjut Rendra, bukan hanya karena harganya yang terus naik tapi juga biaya produksi yang tidak mahal. 

"Termasuk biaya operasionalnya tidak memerlukan biaya banyak," tandasnya. 

Baca juga: Korupsi Dana Desa Waduruka Bima, Mantan Kades Divonis Lebih Berat dari Tuntutan Jaksa

Jika melihat alur budidaya pun tambah Rendra, tidak terlalu sulit seperti budidaya komoditi lain. 

Rendra mengaku modal awal untuk budidaya rumput laut hanya sekira Rp 5 juta.

Warga tidak perlu lagi membeli obat-obatan atau mengeluarkan biaya perawatan, seperti menaman komoditi jagung atau bawang merah. 

"Yang jelas budidaya rumput laut ini sangat menjanjikan," tegasnya. 

Sejauh ini, wilayah yang mulai fokus kembangkan budidaya rumput laut antara lain di Desa Laju, Doro O'o hingga Wilamaci Kecamatan Langgudu.

Termasuk sebagian kecil warga di Kecamatan Sape. 

"Masih sedikit yang budidaya. Padahal potensinya sangat bagus sekali," pungkas Rendra.

(*) 

Sumber: Tribun Lombok
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved