Berita Bima
Bawaslu Kota Bima Gandeng Penuh Media Massa Maksimalkan Fungsi Pengawasan Pemilu 2024
Dengan bekerjasama dengan media massa, Bawaslu Kota Bima yakin bisa memaksimalkan fungsi kontrol dan pengawasan
Penulis: Atina | Editor: Wahyu Widiyantoro
Laporan Wartawan TribunLombok.com, Atina
TRIBUNLOMBOK.COM, KOTA BIMA - Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu) Kota Bima, menggandeng penuh media massa untuk memaksimalkan fungsi pengawasan Pemilu 2024.
"Kami sangat sadar, personil Bawaslu sangat terbatas. Sehingga kami butuh bantuan dan partisipasi dari media massa," ungkap Koordinator Divisi Penanganan Pelanggaran dan Sengketa Proses Pemilu Bawaslu Kota Bima Asrul Sani.
Asrul menjelaskan, Pemilu akan digelar tanggal 14 Februari 2024, demikian juga dengan pemilihan kepala daerah (Pilkada) serentak dilaksanakan pada tanggal 27 November 2020.
Baca juga: Tahapan Seleksi Panwascam Bawaslu 2022, Tes CAT hingga Wawancara
Menurut Asrul, ada 3 lembaga yang diberi kewenangan untuk menyelenggarakan Pemilu, yakni KPU, Bawaslu, dan Dewan Kehormatan Penyelenggaraan Pemilu.
Kendati Bawaslu telah diberi kewenangan untuk mengawasi penyelenggaraan Pemilu, tapi tentu saja memiliki keterbatasan.
Tidak saja keterbatasan jumlah personil, juga merasa tidak mampu mengawasi semua tahapan yang ada.
"Maka upaya untuk sukses dan lancarnya Pemilu, mendorong pengawasan partisipatif dan bermitra dengan media massa," terangnya.
Selama tahapan sambungnya, Bawaslu dalam tugasnya mengedepankan fungsi pencegahan.
Sementara salah satu poin pada pencegahan ini, yakni meningkatkan partisipatif masyarakat dan seluruh elemen lain.
Dengan bekerjasama dengan media massa, Asrul merasa yakin bisa memaksimalkan fungsi kontrol dan pengawasan.
Media pun diharapkan bisa menjadi corong Bawaslu, agar masyarakat bisa mengakses semua informasi yang berkaitan dengan kepemiluan.
Baca juga: Ketua Bawaslu NTB: Potensi Pelanggaran Pemilu dan Pilkada 2024 Lebih Terbuka
"Selain memiliki fungsi edukasi, kami juga berharap media bisa mengambil peran untuk ikut melakukan pengawasan," harapnya.
Di ujung pernyataannya, Asrul juga berharap peran media dapat menjadi pendidikan untuk masyarakat terutama pemilih, terutama yang menyangkut tentang informasi-informasi hoax yang menyebar di masyarakat.
"Apalagi saat kampanye dan pencoblosan nanti, itu pengawasan tinggi harus dilakukan. Juga aktifnya media sosial, maka rentan informasi hoax. Media massa, bisa menjadi solusi untuk menghalau penyebaran hoax," pungkasnya.
(*)