Wisata Lombok
Mengenal Maulid Adat Bayan di Lombok Utara, Menutu Bisok Menik hingga Praje Mulud
Masyarakat Adat Bayan di Kabupaten Lombok Utara memiliki tradisi unik untuk merayakan Maulid Nabi Muhammad SAW. Maulid Adat ini kental nuansa budaya.
Penulis: Lalu Helmi | Editor: Sirtupillaili
Laporan Wartawan TribunLombok.com, Lalu Helmi
TRIBUNLOMBOK.COM, MATARAM - Setiap daerah di Indonesia memiliki cara tersendiri merayakan hari kelahiran Nabi Muhammad SAW atau Maulid Nabi.
Sebagaimana perayaan Maulid Nabi yang dilakukan masyarakat adat Karang Bajo, Kecamatan Bayan, Kabupaten Lombok Utara.
Perayaan Maulid Nabi di Karang Bajo lekat dengan nuansa adat dan tradisi.
Mereka menyebut tradisi ini dengan nama Maulid Adat atau dalam bahasa setempat Mulud Adat.
Maulid Adat di Karang Bayan tidak dilaksanakan pada 12 Rabiul Awal penanggalan Hijriah. Tapi dirayakan tiap 14-15 Rabiul Awal Hijriah.
Namun sejatinya, mereka menganut sistem penanggalan yang berbeda.
Baca juga: Bertepatan dengan Maulid Nabi, Warga Songak Lombok Timur Gelar Event Budaya Bejango Bliq ke-11
Mereka mengacu kepada kalender adat yang disebut Warige Sreat Adat Bayan.
Pada hari pertama, seluruh kegiatan dirangkum dengan nama prosesi adat kayuq aiq.
Prosesi awal dimulai dengan ritual nyembeq atau menyembeq.
Menyembeq dilakukan oleh Inan Menik.
Inan Menik merupakan simbol jabatan adat yang diberikan kepada perempuan sepuh dari garis keturunan masyarakat adat Karang Bajo.
Ritual menyembeq dilakukan di areal pekarangan rumah Inan Menik di Karang Dalem.
Inan Menik menempati rumah yang dalam bahasa setempat disebut Kampu.
Baca juga: Mengenal Bale Beleq, Rumah Adat di Desa Karang Bayan, Sudah Ada sejak Tahun 1500

Sebelum masuk ke areal Karang Dalem dan menuju kampu, seluruh masyarakat diwajibkan menggunakan pakaian adat Karang Bajo.