Rincian Langkah Transformasi Sepak Bola Indonesia Kolaborasi FIFA, AFC, dan Pemerintah

TRIBUNLOMBOK.COM, JAKARTA - Badan sepak bola dunia, FIFA dan badan sepak bola Asia AFC bersama pemerintah Indonesia akan bersama-sama mengambil langkah penanganan tragedi Kanjuruhan, Malang, Jawa Timur.

Presiden FIFA Gianni Infantino telah mengadakan pembicaraan dengan Menteri Badan Usaha Milik Negara Indonesia, Erick Thohir di Doha, Qatar, Kamis (6/9/2022) waktu setempat menyusul peristiwa tragis yang terjadi setelah pertandingan antara Arema FC dan Persebaya Surabaya.

Pembicaraannya terkait identifikasi potensi kolaborasi efektif antara FIFA, AFC, hingga PSSI, seperti dikutip dari laman resmi FIFA untuk memastikan tidak terjadi tragedi serupa di masa mendatang.

Infantino sebelumnya menyebut tragedi Kanjuruhan sebagai hari yang kelam bagi seluruh yang terlibat dalam sepak bola.

Baca juga: Terungkap Sosok Pemberi Komando Tembak Gas Air Mata di Tragedi Kanjuruhan, 3 Polisi Jadi Tersangka

Terpisah, Presiden RI Joko Widodo (Jokowi) mengatakan, tim transformasi ini mulai bekerja setelah Infantino berkunjung ke Indonesia khusus untuk membahas tragedi Kanjuruhan.

“Nanti, Presiden FIFA akan datang ke Indonesia pada Oktober atau November untuk berdiskusi dengan pemerintah,” urai Presiden Jokowi dalam pernyataan pers di Istana Merdeka, Jakarta, Jumat (7/10/2022)

FIFA menyampaikan surat resmi kepada Presiden Jokowi.

Ddalam surat tersebut disampaikan bahwa sepak bola Indonesia tidak dikenai sanksi FIFA.

Baca juga: Profil Dirut PT LIB Tersangka Tragedi Kanjuruhan, Pernah Jadi Presiden Indonesia F1 Society

Jokowi memaparkan bahwa akan dilakukan langkah-langkah kolaborasi antara FIFA, Konfederasi Sepak Bola Asia (AFC), dan pemerintah Indonesia untuk membangun standar keamanan stadion di seluruh stadion yang ada di Indonesia;

Memformulasikan standar protokol dan prosedur pengamanan yang dilakukan oleh pihak kepolisian berdasarkan standar keamanan internasional;

Melakukan sosialisasi dan diskusi dengan klub-klub bola di Indonesia, termasuk perwakilan suporter untuk mendapatkan saran dan masukan serta komitmen bersama;

Mengatur jadwal pertandingan yang memperhitungkan potensi-potensi risiko yang ada;

Serta menghadirkan pendampingan dari para ahli di bidangnya.

(TribunLombok.com)