Tragedi Kanjuruhan
Terkait Gas Air Mata, PSSI: Pihak Keamanan Ambil Langkah yang Tentu Sudah Dipikirkan dengan Baik
PSSI akhirnya angkat bicara mengenai penggunaan gas air mata pada kericuhan pascapertandingan Arema Vs Persebaya di Stadion Kanjuruhan.
Adeva melihat dengan mata dan kepalanya sendiri saat sepupunya tersebut tewas dalam tragedi pilu itu.
Ia dan Andika berboncengan berdua dari Blitar ke Malang untuk menonton pertandingan tersebut.
Sayangnya, Andika pulang dalam keadaan sudah tidak bernyawa.
Jenazah Andika tiba di rumah duka pada Minggu (2/10/2022) pukul 09.30 WIB.
Baca juga: Kesaksian Korban Tragedi Laga Arema Vs Persebaya: Saya Jatuh, Terinjak Supporter Hingga Patah Tulang
Adeva lantas menceritakan awal mula tragedi Kanjuruhan, serta bagaimana mereka datang ke stadion meski waktu itu tidak memegang tiket pertandingan.
"Saya berangkat berdua dengan korban naik sepeda motor dari Blitar ke Malang," cerita Adeva ditemui saat pemakaman jenazah Andika di Tempat Pemakaman Umum Desa Ngoran, Nglegok, Kabupaten Blitar, Minggu.
"Berangkat dari Blitar sekitar pukul 16.00 WIB dan sampai Malang hampir pukul 20.00 WIB," lanjutnya.
Lihat Sepupunya Tewas
Adeva mengisahkan, ketika sampai di Kanjuruhan, ia dan almarhum Andika tidak bisa masuk stadion karena belum punya tiket.
“Kami belum punya tiket, beli tiket di stadion sudah sulit. Kami melihat di luar stadion. Di sana juga ketemu teman-teman korban dari Kanigoro (Kabupaten Blitar)," ujarnya.
Ketika pertandingan akan berakhir, tutur Adeva, ada pintu kosong yang bisa digunakan untuk masuk stadion tanpa karcis.
Ia bersama Andika dan suporter lainnya berusaha masuk lewat pintu tersebut. Keduanya juga tidak tahu kalau di dalam stadion sudah terjadi kerusuhan dan gas air mata.
"Korban berada di depan dan langsung lari masuk ke dalam. Ternyata di dalam sudah terjadi kerusuhan dan ada gas air mata. Saya nyusul masuk, tapi sudah tidak bisa. Saya balik keluar. Kondisi orang sangat banyak," ujar Adeva.
Adeva mengaku juga sempat terinjak-injak penonton saat berusaha masuk ke dalam stadion.
Baca juga: Tragedi Kanjuruhan Tewaskan 17 Anak-anak dan 7 Luka-luka, KemenPPA Sebut Kemungkinan Data Bertambah
Maka itu, ia tidak jadi masuk dan memilih kembali ke luar stadion.