Produsen Tempe di Mataram Rugi, Harga Kedelai Meroket hingga Rp 1,4 Juta Per Kuintal
Harga kedelai saat ini menyentuh angka Rp 1,4 juta per kuintal dari harga semula Rp 800 ribu.
Penulis: Laelatunniam | Editor: Maria Sorenada Garudea Prabawati
Laporan Wartawan TribunLombok.com, Laelatunni'am
TRIBUNLOMBOK.COM, MATARAM - Produsen tempe mengeluhkan akan kenaikan harga kedelai di pasaran Mataram yang kini melesat.
Pasalnya harga kedelai saat ini menyentuh angka Rp 1,4 juta per kuintal dari harga semula Rp 800 ribu.
Produsen tempe di Kekalik Gerisak, Kota Mataram, H Masrul mengaku terbebani dengan kenaikan harga kedelai tersebut
Sementara harga tempe di pasaran masih sekitar Rp 3.000 ribu, tentu saja harga ini tidak sebanding dengan harga kedelai yang melesat.
Baca juga: Pemerintah Kabupaten Lombok Timur Gelar Upacara Hari Kesaktian Pancasila, Momentum Jaga Persatuan
Haji Masrul pun dilema, karena apabila Ia menurunkan ukuran tempe dari biasanya, akan banyak komplain dan berakibat kehilangan pelanggan, sementara produksi tempenya kini sudah dikenal bagus lantaran sudah 40 tahun menekuni produksi tempe.
“Kedelai saja Rp1,3 juta sampai Rp1,4 juta, belum lagi harga plastik dan ongkos buruh,” keluh Masrul.
Meskipun demikian, di tengah kesulitan mempertahankan produksi tempe di tengah gempuran harga kedelai, Haji Masrul tetap mengakalinya dengan sedikit mengurangi ukuran tempenya.
"Meskipun sudah dikurangi, tetap saja masih rugi kita," keluhnya.
Di tengah kerugian yang dialami, Haji Masrul tak ingin mneyarah dengan usaha produksi tempe, terlebih ini adalah usaha yang sudah ia jalankan puluhan tahun.
Baca juga: Tim Puma Polres Lombok Tengah Amankan Terduga Pelaku Pencabulan Anak
Menurutnya kerugian dalam berusaha adalah hal yang biasa.
Bukan hanya Haji Masrul, akan tetapi banyak dari produsen tempe lain yang terpaksa guling tikar karena mengalami kerugian yang tak terbendung.
Masrul berharap harga kedelai segera kembali normal, sehingga para produsen sepertinya dapat bernafas lega menjalankan usahanya.
Selain itu Ia juga berharap pemerintah turun serta dalam pengendalian kenaikan harga kedelai ini supaya segera teratasi.
Baca juga: Dibangun Pojok Literasi untuk Masyarakat Mandalika, Askrindo: Ada Buku-buku dan Komputer
(*)