Peran Penting ‘Tuan Guru’ dalam Pencegahan Stunting di Lombok Barat
Acara sosialisasi pencegahan dan penurunan stunting digelar di Kabupaten Lombok Barat. Penanganan stunting menggerakkan para tuan guru di Lombok Barat
"Kami juga memanfaatkan khutbah-khutbah jumat untuk menyampaikan pesan cegah stunting, agar para kepala keluarga juga peduli terhadap gerakan pencegahan stunting ini,” ungkapnya.
Seorang jamaah pengajian di sebuah majlis ta’lim, Inak Ruhiyah juga menuturkan bahwa edukasi mengenai stunting amat diperlukan.
“Kami senang sekali dengan acara sosialisasi ini, sehingga kami sebagai warga lebih memahami tentang stunting, dan bagaimana mencegahnya. Ternyata cukup sederhana dan tidak memerlukan biaya tinggi dalam menjaga tumbuh kembang untuk anak-anak kami, mudah-mudahan acara seperti ini lebih sering lagi dilakukan lagi,” ujar Inak.
Dalam sebuah kesempatan lain pada acara rembug stunting, Bupati Lombok Barat H. Fauzan Khalid menjelaskan, angka prevalensi stunting di Lombok Barat tahun 2021 sebesar 22,7 persen.
Pada Februari 2022 menurun menjadi 20,7 persen , dan sudah berada di bawah angka prevalensi stunting propinsi NTB yaitu 22 persen .
Sementara itu, target nasional untuk prevelensi stunting adalah menurun hingga sebesar 14 persen di tahun 2024.
Oleh karena itu, Kabupaten Lombok Barat menargetkan angka prevalensi stunting di tahun 2024 mencapai angka satu digit.
Untuk mencapai target tersebut, Bupati Lombok Barat mendorong keterlibatan tokoh agama dan semua komponen, karena tugas penurunan stunting ini adalah tugas kemanusiaan yang membutuhkan kepedulian bersama.
Artikel ditulis oleh Budi Santosa, District Officer Yayasan Cipta untuk program pendampingan teknis dan advokasi percepatan penurunan stunting di Kabupaten Lombok Barat yang diimplementasi dengan dukungan penuh dari Tanoto Foundation.
(*)