Nasib Mahasiswa Bawa Sajam saat Demo BBM di NTB, Jadi Anak Asuh Kapolresta Mataram, Ini Kata SMI
Mahasiswa yang bawa sajam saat demo kenaikan BBM di DPRD NTB kini diangkat anak asuh Kapolresta Mataram, Kombes Pol Mustofa.
Penulis: Jimmy Sucipto | Editor: Maria Sorenada Garudea Prabawati
Laporan Wartawan TribunLombok.com, Jimmy Sucipto
TRIBUNLOMBOK.COM, MATARAM - Seorang mahasiswa yang sempat membawa senjata tajam saat aksi masa penolakan BBM beberapa waktu lalu di depan DPRD NTB kini telah bebas bersyarat.
Selain bebas bersyarat, kini Ismunandar mahasiswa semester 3 tersebut telah diangkat menjadi anak asuh Kapolresta Mataram, Kombes Pol Mustofa dan wajib mendatangi Polresta Mataram untuk bertemu dengan Mustofa sebagai ayah dan anak.
Selain itu Ismunandar juga turut mendapat beasiswa, demi mendukung dirinya agar mampu berprestasi dan beraktivitas lebih baik lagi di kampusnya.
Dalam menanggapi hal tersebut, Ketua Serikat Mahasiswa Indonesia (SMI) Cabang Mataram, Zaky memiliki beberapa komentar, dari apresiasi hingga evaluasi.
Pertama-tama, bagi Zaky hal tersebut merupakan hal yang sangat tepat yang dilakukan oleh Kapolresta Mataram, pasalnya Ismunandar memang membutuhkan biaya dan sosok seorang ayah.
Baca juga: WSBK Mandalika 2022, Dirut RSUD NTB Dampingi Gubernur Tinjau Rumah Sakit Internasional Mandalika
Diketahui Ismunandar yang tidak memiliki seorang ayah tersebut berkuliah di Kota Mataram melalui jalur bidik misi, dan menyandang status kurang mampu.
Sementara itu, Zaky juga membantah bahwa akan ada efek pengikisan berfikir kritis seorang mahasiswa yang bisa saja diterima oleh Ismunandar.
"Meski mendapat pemberian beasiswa ataupun mungkin ada pembatasan lainnya, kita akan terus mengedukasi Ismunandar. Agar tidak pasif dan tetap berpikir kritis," Tegas Zaky.
Dan menurut Zaky, masih terlalu dini mengecap akan berkurangnya pola pikir kritis Ismunandar.
"Masih terlalu cepat mengatakan hal itu. Selagi berproses akan terus kita pantau perkembangannya dan akan kita edukasi sesuai kebutuhan," Jelas Zaky.
Baca juga: Jadwal Waktu Sholat Wilayah NTB Sabtu 24 September 2022: Mulai Lombok, Mataram, Bima Hingga Dompu
Sementara itu di penjaranya Ismunandar akibat membawa sajam sangat disesalkan oleh Zaky.
Zaky menjelaskan bahwa SMI sangat mengutuk keras anggotanya yang membawa sajam, atau alat lainnya yang dibawa dan mampu membahayakan masa aksi maupun masyarakat dan kepolisian.
"Itu sangat jelas di luar manajerial masa aksi kami (SMI). kami tidak pernah membenarkan hal itu," Tegas Zaky.
Masih Zaky, menjelaskan mahasiswa semester 3 dan baru saja masuk SMI, Ismunandar asal Bima itu diketahui memang terbiasa membawa sajam yang ada di kampung halamannya.
"Pemahamannya belum matang, dan jiwa berontak nya masih tinggi. Apa lagi kebiasaan yang dibawa dari kampung halaman," Tutur Zaky.
Baca juga: Direktur RSUD NTB Dokter Jack Gelar Studi Tiru ke RS An-Nisa Tangerang
Dan diakui oleh Zaky, akan ada beberapa evaluasi yang akan dilakukan oleh SMI Cabang Mataram.
Yakni evaluasi manajerial masa aksi, maupun pemahaman masa anggota.
"Mulai sekarang di setiap aksi masa yang akan kami lakukan, akan kami razia barang bawaannya. Agar hal seperti ini tidak terulang. Juga akan kami masifkan pemahaman masa anggota bahwa di dalam AD/ART tidak dibenarkan membawa sajam," Tandas Zaky.
(*)